Graduation Day

105 19 1
                                    

*Tiga Tahun Kemudian*

"Ciyeee uda S.Ked" Rene memelukku erat. Jere menyerahkan bouquet bunga yang ia dan Rene persiapkan buatku. "Selamat ya, Liv" ucap mereka berdua. "Thank you" aku sangat senang bisa merayakan hari ini bersama mereka.

Rene kemudian menuju ke arah mama dan papa untuk memberi salam sehingga meninggalkanku dan Jere sendirian. "Ste masih otw. Maklum anak baru di kantor.. susah izin"

"Iya paham" aku mengangguk

Stefano sudah lulus kuliah terlebih dahulu dibanding kami semua. Jere pun awalnya tidak percaya namun terdiam kemudian saat Ste menunjukkan kertas jadwal sidangnya. 

Sementara Rene, Jere, Gio, Kevin juga sedang menyusun skripsi mereka. Aku yakin tidak lama mereka akan menyusul untuk wisuda.

"Kamu uda lihat?" Jere mengarahkan ponselnya ke arahku. "Foto wisuda Sandy" 

Aku tersenyum melihatnya, Sandy tersenyum di foto itu.. ia tidak sendirian.. ada tante, om, dan kak sally, dan mas Rei. Mas Rei adalah tunangan kak Sally.  Mereka semua mengunjungi Sandy ke California sejak dua minggu lalu

"Keren banget ya dia, lulus dengan predikat kehormatan dari universitas top dunia" Jere terlihat sangat bangga dengan keberhasilan sahabatnya itu.

"Sandy selalu keren" tambahku

Jere menoleh ke arahku seketika, ia seperti ingin mengatakan sesuatu

"Uda gak apa apa, Jere. Uda lama banget" aku tersenyum. 

Ya benar, sudah sangat lama sejak terakhir aku dan Sandy berbicara

Jere kembali menatap layar ponselnya"Itu anak gak pernah pulang sama sekali selama empat tahun ini. Uda lupa kampung halaman kayanya"

Aku tersenyum kemudian teringat sesuatu "Mungkin benar Bali terlalu kecil buatnya" 

Jere juga tertawa mengingat ledekan yang selalu ia dan Ste lontarkan itu saat SMA untuk Sandy 


Empat tahun sudah berlalu sejak Sandy meninggalkan Denpasar. Selama itu juga ia tidak pernah sekalipun kembali. 

Tante, om, dan Kak Sally yang beberapa kali harus ke California untuk mengunjunginya. 

"Gak tau apa yang dia kerjain disana, selalu ada aja kalau disuruh pulang. Magang lah... seminar lah.. apalah.. ga paham" cerita kak Sally padaku suatu hari

Aku hanya mendengar keluhannya saja "Dia gak pernah tau apa ya kalau aku, mama, papa kangen banget"  gerutu Kak Sally

Kak Sally memegang tanganku "Kamu gak mau sesekali ikut kunjungin dia, Liv?"

Aku terdiam.. tidak tau harus menjawab apa

Kak Sally kemudian tertawa "Ahh maaf, cuma kadang masih ga terima kalian uda ga bareng lagi"

ETERNAL SKIES OF YOU (Dear Sandy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang