Aku dan Sandy duduk di kursi panjang masih dekat area bianglala, dengan es krim di tangan kami masing masing.
Theme Park hari ini tidak seramai biasanya, antrian di tiap wahana juga tidak padat... pemandangan bianglala di hadapan ku terlihat lebih indah karena tidak banyak orang yang berlalu lalang menghalangi pandanganku.
"Jadi kenapa mau ngomong sama aku lagi sekarang?" tanya Sandy lagi, ternyata ia masih membahas topik yang sama
"Ga pernah gak mau ngomong sama kamu kok, minggu kemarin emang kita gak ketemu aja di sekolah" aku mencari alasan
"Kamu pikir aku ga lihat kamu kabur dari kantin waktu aku baru datang"
Ohh ternyata dia sadar
Sandy menghela nafas panjang lalu berkata "Aku minta maaf karena uda marah marah ga jelas waktu itu. Agak terkejut tiba tiba kamu batalin sepihak tanpa diskusi dulu"
Aku pun sadar aku salah besar waktu itu
"Aku yang harusnya minta maaf, memang harusnya ngomong duluan ke kamu soal itu. Maaf ya"
Sandy mengangguk dan kami salah memafkan siang itu
Es krim Sandy sudah habis, hanya ada sisa stick es krim di tangannya. Aku jadi buru buru juga memakan es krim milikku.
Sandy menatapku lucu
"Kenapa? belepotan ya?"tanyaku, kuseka mulutku dengan tisu
Sandy mengiyakan "Pelan pelan aja makannya. Ditungguin"
Sandy sudah tidak melihat kearahku, pandangannya sudah lurus ke depan.. melihat bianglala besar di hadapan kami.
"Aku kira kamu yang gak mau ngomong lagi sama aku" sekarang gantian aku yang mengatakan hal ini padanya. Setelah kejadian waktu itu, aku pikir kami akan kembali ke posisi semula, tidak berteman lagi. "Kamu keliatan marah banget malam itu" tambahku
"Ohya? Never crossed my mind to get back to that time tho" Sandy kembali menoleh ke arahku. Entah kenapa tiba tiba ia mengambil tissue di tangan ku dan menggantikannya dengan tissue baru yang tergeletak di atas bangku.
"Jangan pikir semua bakal balik kaya dulu, cuma gara gara hal kaya kemarin. Aku ga sejahat itu" ucapnya lagi
"Aku bakal ingat kalimat kamu ini loh, jadi ga boleh bohong" ledekku. "Jadi janji ya?" Tanpa sadar, aku mengarahkan stick es krimku ke arahnya.
"Janji" jawabnya cepat lalu mengambil stick es krim itu dari tanganku. Sandy kemudian berdiri menuju tong sampah membuang stick es krim milik kami berdua.
Perasaan ku saat itu sangat lega. Kami hanya perlu menjaga batasan sebagai seorang teman mulai hari ini. Menjauhi Sandy seperti yang kulakukan selama dua minggu ini adalah hal yang sia - sia.
Tak lama, Stefano berlari ke arah kami "Ayolaa bedua ngapain disini" ia menarik tangan ku dan Sandy ke arah wahana selanjutnya, Roller Coaster.
Semuanya sudah menunggu kami. Aku tidak fokus pada yang lainnya, karena Stefano sudah berucap. "Kalian bareng aja. Aku uda bareng si Rene. Ambil noh disana kosong"
Aku melihat ke arah wahana, sangat tinggi. Aku sama sekali tidak berani. Sandy yang sepertinya sadar, menyenggol lenganku pelan.
"Kamu takut?"
Aku mengangguk
"Masih takut ketinggian ternyata" ledeknya. Aku hanya menarik nafas, kepalaku pusing melihat wahana yang berkelok seperti ular di hadapanku.
"Kamu uda disini masa ga mau coba wahana apapun. Let's try. Kita duduk di baris paling depan biar ga terlalu seram" Sandy mencoba menyakinkanku
"It'll be fine. You'll be fine. Ada aku" entah dari caranya bicara atau dari cara nya melihatku saat mengatakan semua hal itu, tapi semua rasa takutku tiba tiba sirna.
Maybe i'll be fine with him beside me or at least it will be less scary
"Oke Let's go"
"Gitu dong" ia tersenyum bangga
Tiba tiba terdengar pengumuman bahwa roller coaster akan dimulai, Sandy langsung menarik tanganku untuk berlari ke arah baris terdepan.
Sandy memegang pergelangan tanganku erat
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL SKIES OF YOU (Dear Sandy)
Romance"Jere told me something funny" ucap Sandy Ia lalu menoleh ke arahku, aku melakukan hal yang sama "He said you like me, funny right?" Jantungku seperti berhenti berdetak untuk beberapa detik saat mendengarnya I like you. Andai aku bisa mengatakan...