Oliv's POV
Tepat pukul 5 sore, Brian sudah mengantarkanku kembali ke rumah. Setelahnya aku membersihkan diri dan langsung masuk ke kamar untuk mengecek email dari Sandy. Benar, ada email dari nya dengan Subject "Soal Test" tanpa kalimat apapun di body email.
Ada 30 soal fisika. Walaupun tak ada tutoring hari ini, aku tetap mengerjakannya sesuai janji kami. Aku akan menyelesaikan soal soal itu hari ini dan mengirimkan kembali padanya.
Sebenarnya, setelah ia membatalkan janji kami hari ini, aku bisa saja tetap saja pergi bermain bersama Brian lebih lama, namun tetap tidak kulakukan. Karena walaupun Sandy tidak ada disini bersamaku sekarang, aku akan tetap menepati janji padanya untuk belajar di Sabtu ini, untuk kembali ke rumah beberapa jam sebelum jam belajar kami seharusnya.
Aku tidak kesal ataupun marah saat Sandy membatalkan janji karena seperti yang kukatakan padanya bahwa ia dapat membatalkan waktu belajar kami kapanpun ia mau.
Sandy sudah terlalu sibuk dengan kegiatannya di sekolah, persiapan OSN, dan kesibukannya di tim basket. Dibanding kesal karena janji kami batal, aku lebih takut ia jatuh sakit karena kelelahan.
Setelah duduk nyaman di meja belajarku, soal dari Sandy ku print. Akan lebih mudah untuk mengerjakannya dengan menulis tangan daripada harus mengetik. Dengan menulis juga aku bisa dengandetail menunjukkan bagaimana cara ku mengerjakan soal soal itu pada Sandy.
Beberapa soal cukup rumit, aku sedikit kebingungan bagaimana menyelesaikannya. "Dia benar benar membuat pilihan satu dan yang lainnya sangat mirip" ucapku dalam hati. Mungkin Sandy tidak menginginkan ku asal menebak namun untuk memastikan aku benar benar paham.
Dua jam berlalu, sekarang sudah pukul 8 malam. Akhirnya semua soal selesai kukerjakan. Waktu nya lebih lama dari dugaanku tapi aku cukup puas dengan semua jawabanku.
Setelah memastikan semua soal sudah terjawab, kurapikan kertas soal tersebut menjadi satu. Malam ini aku akan menyerahkannya langsung kepada Sandy.
Setelah makan malam, tepat pukul 9 malam aku izin kepada mama untuk pergi sebentar ke rumah Sandy.
Rumah kami berdekatan, hanya 100 meter saja dan saat tiba di depan rumahnya, kebetulan Kak Sally juga baru pulang.
"Oliv!" sapa kak Sally ramah.. ia langsung berlari ke arahku dan memelukku erat. "Uda lama banget ga kesini"
Aku membalas erat pelukannya "Sorry kak, lagi banyak tugas sekolah" aku berkata jujur
"Iya,aku tau. Sandy juga kelihatan sibuk banget. Tapi kalian harus ingat main, jangan belajar mulu" kak Sally mengajakku duduk di teras rumah.
"Om tante kemana? tumben sepi banget" Biasanya om Reno, papanya Sandy, suka duduk di rumah bersantai di teras
"Ohh iya, mama papa lagi ke Bandung ke tempat eyang. Si Sandy juga gak di rumah deh, tadi bilang mau pergi main bareng temannya" Kak Sally mengecek ponselnya. "Iya tadi di kirim pesan bakal pulang maleman"
"Info bakal pulang jam berapa gak kak?"
"Kamu mau ketemu Sandy? Ehemmm" Kak Sally menggodaku. "Duhhhh kalian gemes banget.. aku pikir masih pada berantem. Sekarang uda temenan lagi nih? Gitu dong"
Aku tersenyum malu, semoga wajahku tak memerah
"Tadi ada yang mau aku kasiin ke dia" aku melihat ke arah amplop kuning besar di tanganku
"Hmm gimana kalau titip aku aja? Nanti Sandy balik, aku kasih ke dia" saran Kak Sally
Akupun akhirnya menitipkan jawaban soal ku pada Kak Sally, untungnya kertas soal ku masukkan ke dalam amplop sebelumnya sehingga Kak Sally tidak bisa langsung melihat isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL SKIES OF YOU (Dear Sandy)
Romance"Jere told me something funny" ucap Sandy Ia lalu menoleh ke arahku, aku melakukan hal yang sama "He said you like me, funny right?" Jantungku seperti berhenti berdetak untuk beberapa detik saat mendengarnya I like you. Andai aku bisa mengatakan...