Oliv's POV
Semuanya kembali ke awal. Seteah siang itu, aku dan Sandy nyaris tidak pernah saling menyapa lagi sama sekali. Saat jam makan siang juga ia lebih sering terlihat bersama teman teman basketnya dan Mira, sementara aku dan teman temanku. Terkadang Jere dan Ste masih ikut bergabung bersama kami namun tidak dengan Sandy.
Sementara, ujian sudah semakin mendekat. Semua orang sama seperti ku mempersiapkan diri untuk ujian akhir kenaikan kelas besok. Selama dua minggu terakhir, waktu ku juga habis di tempat les dan berdiskusi dengan teman sekelas. Sama sekali tidak ada waktu untuk bermain.
Di sela kesibukan ku, terkadang aku juga beberapa kali melihat Sandy mondar mandir ruangan kelasnya dan kantor kepala sekolah dengan banyak sekali buku. Ia pasti sangat sibuk mempersiapkan diri untuk Olimpiade dan Ujian Akhir. Ku harap ia menjaga kesehatannya.
****
Hari yang dinantikan pun tiba. Ujian berlangsung selama satu minggu dan hari ini adalah hari terakhir ujian. Hari yang paling membuatku nervous karena ini adalah ujian Fisika. Aku berdoa dalam hati agar aku bisa mengerjakannya dengan baik.
Ujian berlangsung selama 90 menit sebelum pengawas ujian mengumumkan ujian berakhir. Murid murid bersorak sambil bertepuk tangan. Aku menarik nafas lega.
Keluar dari kelas, Gio dan Rene sudah berlari ke arahku "Gimana?"tanya mereka penasaran. "Harusnya minimal dapat nilai 90" jawabku. Mereka berdua berteriak kegirangan. Kami berlompat bersama. "Ujian kalian gimana?"giliran ku yang bertanya
"Gampang, dapat 70 aja uda syukur" jawab Gio. Gio hanya ingin masuk jurusan Olahraga, dan itu akan mudah ia dapatkan karena dia adalah atlet renang daerah kami. Sementara Rene, ia akan mengambil fakultas Ekonomi, nilai Fisika tidak terlalu mempengaruhi tujuannya.
Bagiku Rene dan Gio adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki. Mereka sedih saat aku sedih, bahagia saat aku bahagia. Kami saling mendukung satu sama lain dan aku harap kami dapat terus bersama seperti sekarang.
****
"Gimana?" Sandy keluar dari kelas bersama Jere dan Stefano. "Ga terlalu sulit, at least bisa dapat 80" Jere melihat soal Fisika yang ada di tangannya. Sandy melihat ke arah Stefano. "Buat orang yang ga jago Fisika kaya aku, bisa dapat 70"
Sandy mengangguk
"Kenapa?" Ste penasaran
"Nanya doang" Sandy berjalan mendahului mereka. Tidak seperti Stefano, Jere paham kenapa Sandy menanyakannya.
"Ujian uda kelar, minggu depan kita uda libur panjang. Besok bisa nyantai dulu ga sih? Happy happy kemana gitu?" Ste merangkul kedua sahabatnya itu
"Boleh. Uda stress banget siapin ujian. Ayolah" jawab Jere bersemangat
Kini Jere dan Ste tinggal menunggu jawaban Sandy
"Iya, oke" jawab Sandy yang direspon dengan pelukan membabi buta Stefano. Sandy sampai harus mendorongnya kencang.
"Boleh ajak Rene and the gank gak?" tanya Ste lagi. "Ayolah biar seru. Si Gio berisik banget biar rame"
Jere melirik Sandy "Aku sih gak masalah ya, malah bagus bisa ngumpul sebelum libur"
Sandy mengangkat bahunya "Terserah"
"Besok yaa kita ketemuan. Nanti aku kabari lokasi nya" Teriak Stefano sebelum Sandy makin menjauh
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL SKIES OF YOU (Dear Sandy)
Storie d'amore"Jere told me something funny" ucap Sandy Ia lalu menoleh ke arahku, aku melakukan hal yang sama "He said you like me, funny right?" Jantungku seperti berhenti berdetak untuk beberapa detik saat mendengarnya I like you. Andai aku bisa mengatakan...