Everything is Enough

113 17 0
                                    

Liburan sekolah kuhabiskan di Singapore bersama mama dan papa. Dokter yang menangani mama selama di Indonesia sudah dua tahun kembali ke negara asalnya di Singapore.

Selama satu minggu ini kami habiskan waktu bolak balik rumah sakit untuk memastikan sel kanker tidak muncul lagi di dalam tubuh mama. Ya, seperti yang kukatakan sebelumnya ni adalah alasanku tidak bisa meninggalkan mama dan papa di Denpasar karena aku tidak bisa mengambil risiko apabila suatu saat sesuatu terjadi. 

Mereka hanya memiliki aku.

Malam itu, sepulang dari rumah sakit.. aku dan mama berjalan jalan di sekitaran Singapore sementara papa masih di hotel karena ada meeting penting. 

Sudah sekitaran pukul 6 sore, aku duduk bersama mama memandangi pemandangan sore menuju malam di Singapore yang indah. Di hadapan kami ada hotel marina bay dan bianglala yang besar. 

"Oiya, gimana ujian kamu? Mama belum sempat tanya kemarin" mama memegang tanganku. "Lancar kok ma, malah harusnya nilainya lebih baik dari semester lalu"

Mama tersenyum lega "Syukurlah, mama senang dengarnya.. nilai fisika gimana? aman?" tanya mama yang sangat tahu betapa khawatirnya aku dengan nilai Fisika ku

Aku mengangguk dan memberi tanda oke dengan tanganku

"Sandy uda banyak bantu kamu, Liv. Nanti kita pulang ke Denpasar mama buatin cake tiramisu kesukaan Sandy ya.. kamu antarin sebagai ucapan terimakasih"

Mama benar, aku bahkan belum mengucapkan terima kasih padanya. 

Ingatanku kembali pada semua hal yang terjadi di theme park. Perasaan sedih itu kembali bahkan setelah seminggu berlalu. 

"Heii.. malah bengong" mama menatapku lembut. "Kenapa Liv? Kalian berantem lagi?"

Aku menggeleng, tidak mau membuat mama khawatir "Engga kok, iya nanti Oliv antarin cake nya" aku tidak mungkin mengatakan pada mama apa yang sebenarnya terjadi, bahwa aku tidak bisa bertemu Sandy lagi

"Gitu dong, jangan berantem. Kalian uda sama sama gede. Dulu aja waktu kecil kemana mana bareng, ga mau pisah. Ingat gak kamu?" ledek mama. "Dimana ada kamu, disitu ada Sandy dan sebaliknya. Sandy kecil selalu bilang nanti kalau uda besar bakal jagain kamu terus" mama tertawa mengingat semua yang terjadi. Memori itu pun masi kuingat sampai saat ini. 

Mama menepuk nepuk tanganku "Sekarang kalian uda tumbuh dewasa. Mama dengar Sandy mau ke California.. kamu gimana Liv?"tanya mama padaku. "Kamu serius mau tetap  di Denpasar? Mama gak mau kamu terbebani dan merasa harus tetap di Denpasar buat tetap temeni mama dan papa. Kamu berhak pilih masa depan kamu mau kemana sayang"

Aku memeluk mama, kutahan tangisku"Oliv ga terbebani kok. Oliv memang mau tetap di Denpasar karena Oliv yang gak mau pisah dari mama papa. Denpasar uda cukup buat Oliv " ku jaga intonasiku agar tetap stabil

Mama memeluk ku erat dan membelai rambutku "Kamu tau apa yang terpenting buat mama dan papa kan, kami cuma mau kamu selalu bahagia"

Aku tak mengatakan apapun, hanya memeluk mama erat "Oliv bahagia, ma"



ETERNAL SKIES OF YOU (Dear Sandy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang