Oliv's POV
Apa semua ini nyata?
Atau ini hanya mimpi?
Atau mungkin aku hanya berhalusinasi?
Tidak mungkin semua ini benar, Sandy mengatakan ia menyukaiku? Menyukaiku? Menyukaiku?
Apa semua ini masuk akal?
Aku masih bisa merasakan eratnya genggaman tangannya, tatapannya sepenuhnya padaku.. membuatku kebingungan mencerna semua yang terjadi.
Beberapa minggu lalu ia secara yakin mengatakan ia sama sekali tidak menyukaiku lebih dari teman. Namun hari ini, semuanya berubah.
"Karena untuk pertama kalinya aku merasa gak mau kemana mana, aku mau tetap disini, di kota ini"
Saat Sandy mengatakan kalimat itu, aku baru sadar kalau semuanya nyata. Ini bukan mimpi.
Sandy mengatakan ia menyukaiku. Menyukaiku.
"Kamu.. kamu suka aku?" tanyaku memastikan
"Iya, aku suka kamu" jawabnya cepat
Aku mencubit lenganku.. "Awww" aku kesakitan
Sandy terlihat khawatir, aku reflesks melepaskan tanganku darinya "Aku gak apa apa, cuma buat mastiin ini bukan mimpi"
"Stupid" ia tertawa melihat tingkah bodohku. "Sorry for taking so long ya" ia memegang kepalaku
Kami berdiri berhadapan dan Sandy terlihat sangat tampan sore ini
Can i hug him right now? Can I?
Dan tanpa memikirkan apapun lagi, aku berlari ke arahnya dan memeluknya erat.. sangat erat. Sandy kemudian juga membalas pelukanku.
Karena Sadar kami masih ada di sekolah, aku melepaskan pelukanku cepat.
"Sekarang gimana uda baikan?" aku menggodanya
Sandy berdecak lalu mencubit pipiku
Walaupun masih banyak yang ingin kutanyakan padanya mengenai semua yang baru terjadi, namun Olimpiade Sandy adalah yang terpenting saat ini
"Jadi apa yang bisa aku bantu? Aku dengar mengenai nilai pre test olimpiade kamu"
Sandy mengangguk "Terburuk sepanjang sejarah aku ikut Olimpiade. Aku uda buat semua orang khawatir. Padahal Olimpiade tinggal minggu depan"
Dahinya mengernit, aku tau ia sangat gelisah
"Mau coba latihan lagi?" tanyaku. "Soal soal pre olimpiade nya kamu kerjain ulang, gimana?"
Sandy melihat ke arahku lalu mengangguk "Tadi guru pembina olimpiade juga minta aku kerjain soalnya ulang dan submit lagi"
Aku mengangguk, mendukungnya "Yauda, ayo kita kerjain" aku bersemangat
Sandy melihat ku dengan tatapan heran
"Aku temeni.. " ucapku tanpa pikir panjang. "Ya.. tapi kalau kamu mau" aku buang muka karena malu, aku baru sadar dengan apa yang kukatakan tadi
Sandy tertawa sejenak lalu memegang tanganku.
Aku melihat ke arah tanganku yang ia pegang lalu berbalik melihatt ke arahnya.
"Temeni aku" ucapnya
Aku membalas senyumannya dan mengangguk
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL SKIES OF YOU (Dear Sandy)
Romance"Jere told me something funny" ucap Sandy Ia lalu menoleh ke arahku, aku melakukan hal yang sama "He said you like me, funny right?" Jantungku seperti berhenti berdetak untuk beberapa detik saat mendengarnya I like you. Andai aku bisa mengatakan...