Tiga bulan berlalu.. menjadi enam bulan.. kemudian satu tahun.
Waktu berlalu sangat cepat, kesibukan menjadi mahasiswa benar benar menyita waktu.
Aku berjalan menuju restoran, malam ini tanggal 1 Desember, hari ulang tahun Rene. Kami diundang berkumpul di tempat favoritnya. Akhirnya kami bisa berkumpul lengkap malam ini.
Kubuka pintu resto lalu kudengar lengkingan suara Rene yang sudah melambaikan tangan ke arahku. Aku membalas lambaian tangannya lalu berjalan ke arah mereka.
"Kamu kok uda disini aja?" tanyaku keheranan pada Brian yang sudah melipat tangannya santai.
"Gak boleh sirik gitu. Siapa suruh coba ambil mata kuliah profesor tergalak se Unud" ledeknya. Aku pura pura menatapnya kesal.
"Uda buruan aku mau tiup lilin" Rene menghentikan ku dan Brian
Aku mengambil posisi duduk di samping Brian, di hadapanku sudah ada Gio.. dan disampingnya sudah ada Kevin yang saat melihatku, menyapaku ramah.
"Uda mabuk aja dia" aku geleng geleng kepala melihat Ste yang sudah duduk di pojok dengan wajah memerah. "Lagi banyak pikiran, biarin aja" ujar Gio yang kemudian memanggil waitress untuk membawakan air hangat untuk Ste.
Tak lama Jere datang membawa kue ulang tahun... aku masih senyum senyum sendiri, kadang juga tidak percaya kalau sekarang Jere dan Rene berpacaran. Entah apa yang terjadi, tiba tiba saja mereka mengumumkan pada kami kalau mereka pacaran. Tidak ada yang memiliki ide kalau selama ini ada sesuatu di antara mereka.
Kami menyanyikan lagu selamat ulang tahun bersama dan setelahnya Rene meniup lilin ulang tahun. Kami bertepuk tangan meriah.
Kami kemudian menikmati makan malam dan mulai larut dalam cerita kehidupan masing masing.
"Kamu kenapa lagi sih?" tanyaku khawatir pada Ste
"Makanya cari cewe yang bener, apa gunanya cantik kalau kelakuan kaya setan" omel Gio
Ste meneguk air hangat di hadapannya "Yauda cariin, jangan ngomong doang dehh please" Ste melirik Gio kesal
"Yauda bener dicariin ya, jangan lari kalau dikenalin" Gio mengarahkan gelasnya ke arah Ste. Ste balas mengangkat gelas nya ke arah Gio.
"Iya ntar aku bantu cariin juga"tambah Rene
"Lagian kenapa gak sama Giselle aja sih, uda paling bener Giselle" Jere penasaran. "Ya dia dimana aja aku gak tau" jawab Ste cepat
"Loh? Kemarin aku baru ketemu Giselle, baru balik dari Singapore katanya" Brian tiba tiba menyahuti. "Ini ada no hp nya dia, kemarin tukaran.. mau?" Brian membuka layar handphonenya. Ste hanya diam di tempatnya, seperti mengantuk.
"Percuma!" Gio melemparkan tisu di dekatnya ke arah Ste
Aku hanya tertawa melihat tingkah mereka
"Oia Sandy apa kabar?" Kevin tiba tiba menanyaiku. "Kemarin lihat postingan IG, baru menang lomba AI ya?"
Aku hanya mengangguk
"Kalian masih bareng gak sih Liv?"tanyanya lagi penasaran
Tak hanya Kevin, semua mata kini ada padaku membuatku sedikit terpojok
"Iya masih, cuma dia lagi sibuk banget aja" ku teguk air dihadapanku
Yang sebenarnya adalah hubunganku dan Sandy tidak sepenuhnya baik baik saja. Selama satu tahun ini kami berdua sama sama sibuk. Di bulan bulan awal, komunikasi kami masih lancar namun beberapa bulan terakhir bahkan aku dapat menghitung dengan jari berapa kali kami berbicara di telepon.
Perbedaan waktu California dan Denpasar sangat jauh, terkadang aku tidak bisa pulang ke rumah lebih awal atau saat aku sudah di rumah Sandy belum bangun karena kelelahan bergadang pada malam sebelumnya.
Sesibuk sibuknya aku, Sandy jauh lebih sibuk. Jadwal perkuliahannya padat, kegiatan organisasi, dan ada banyak sekali seminar dan lomba yang ia ikuti. Bahkan ia tidak memiliki waktu yang cukup untuk tidur.
Namun di balik kesibukannya itu, setiap kami berbicara di telepon atau video call.. aku bisa melihat matanya berbinar saat menceritakan semuanya. Ia sangat bahagia.. seperti menemukan dunia yang selama ini ia cari. Aku bahagia untuknya.
Seperti lomba yang tadi Kevin bahas, waktu Sandy habis untuk mempersiapkan perlombaan itu. Tidak ada telepon apalagi video call sama sekali selama satu bulan ini. Kami hanya bertukar pesan sesekali untuk mengucapkan selamat istirahat atau selamat belajar.
"Oia dan dia keliatan dekat banget sama satu cewe, mukanya familiar.. kaya aku pernah lihat tapi lupa dimana" Kevin mengernyitkan dahinya. Gio menyenggol lengan Kevin. Aku hanya tersenyum.
"Stefanny? Anak IMO juga dari Denpasar" jelasku. Aku tau Stefanny, Sandy pernah cerita kalau mereka masuk ke Fakultas yang sama.
"Stefanny itu pernah naksir berat sama Sandy" Ste tiba tiba terbangun. "Hisshhh tidur lagi aja!!!!" Jere menutup mulut Ste yang ngelantur
"Gpp.. Stefanny cantik, pinter banget juga" entah mengapa kalimat itu keluar begitu saja dari mulutku.. membuat semua orang diam, menatapku kebingungan. Aku juga bingung dengan diriku sendiri.
Namun, yang mereka tidak tahu.. selama satu tahun ini aku sudah berjuang menahan semua perasaan cemburuku setiap melihat postingan instagram Stefanny.. dimana selalu ada Sandy bersamanya. Aku sering mengatakan pada Sandy bahwa sepertinya Stefanny menyukainya, namun Sandy selalu mengatakan mereka hanya teman.. itu hanya perasaanku saja.. atau aku saja yang terlalu berpikir macam macam.
Satu hal yang kusadari malam itu adalah tidak ada kemarahan lagi saat aku membahas Stefanny. Aku tidak kecewa lagi dengan semua yang terjadi diantara aku dan Sandy. Aku menjadi seperti terbiasa saat pesanku Sandy abaikan. Aku tidak lagi menunggu teleponnya setiap hari.
Aku seperti mulai terbiasa menjalani hari hariku tanpa ada Sandy di dalamnya.
"Kita coba ya"
Aku ingat saat Sandy mengatakan hal itu sebelum ia pergi.
Kami sudah mencobanya.. dan ternyata begitu melelahkan
Aku melihat Rene dan Jere yang sedang tertawa bersama.. Gio dan Kevin yang saling berbagi makanan di piring masing masing. Ste yang sedang tertidur..
Aku menoleh ke arah kananku. Brian sedang memegangi gelas di hadapannya, memandangi air yang ada di dalam gelas itu.
Ku teguk wajahku di atas meja menatapnya lucu
"Yang lainnya lagi pacaran, cuma kamu doang yang happy mainin gelas" ledekku.
Brian tertawa mendengar kalimatku.
"Yang lainnya lagi pacaran, cuma kamu doang yang pikirannya kemana mana" balasnya
Kami berpandangan dan saling berbagi senyum lelah di wajah masing masing
Entah karena efek wine yang baru kuteguk sedikit.. Brian terlihat berbeda malam itu. Dengan kemeja putih yang selalu bagus ia pakai, kacamata yang kali ini ia tidak gunakan, dan senyumnya yang selalu hangat.
Kupukul lengannya pelan "Cari pacar sana" aku memalingkan wajahku darinya
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL SKIES OF YOU (Dear Sandy)
Romance"Jere told me something funny" ucap Sandy Ia lalu menoleh ke arahku, aku melakukan hal yang sama "He said you like me, funny right?" Jantungku seperti berhenti berdetak untuk beberapa detik saat mendengarnya I like you. Andai aku bisa mengatakan...