Bab 5

77 17 12
                                    

Alissa dan Joe keluar dari studio begitu film selesai. Joe berniat untuk mengantarkan Alissa pulang karena sudah malam. Tetapi, sebelum mengantarkan pulang, ia ingin mengajak perempuan itu pergi untuk makan malam bersama. Joe tidak mau menyia-nyiakan waktu. Karena bertemu sama Alissa sangat sulit. Jadi, perlu dimanfaatkan sebaik mungkin.

"Kang, lapar gak?"

Kalimat yang ingin Joe utarakan justru dikatakan oleh Alissa. Langsung dihadapan Joe dengan kedua mata perempuan itu yang menatap penuh harap.

"Tapi, kalau Kang Joe gak bisa juga g—"

"Lapar. Kamu mau makan dimana?"

Tentu saja Joe tidak akan menolak ajakan Alissa untuk makan malam bersama. Karena ini merupakan momen yang perlu dimanfaatkan sebaik mungkin. Joe harus bisa menghabiskan waktu bersama dengan Alissa lebih lama dari sebelumnya.

Joe memperhatikan Alissa yang tengah memikirkan tempat untuk mereka makan malam bersama. Jelas Joe juga tidak akan mempermasalahkan tempatnya. Yang penting Alissa suka dan Joe bisa bersama dengan Alissa. Kalau dipikir kembali sepertinya Joe tergila-gila dengan Alissa.

Alissa menatap Joe begitu menemukan satu tempat, "Kalau nasi goreng mau gak, Kang? Cuman tempatnya dipinggir jalan gitu."

"Mau," jawab Joe begitu saja tanpa berpikir sama sekali, "Aku gak masalah mau makan dimana aja."

"Serius?"

Melihat tatapan berbinar dari kedua mata perempuan itu telah membuat Joe berdebar kencang dari biasanya hingga tersenyum lebar. Joe ingin sekali memeluk Alissa. Karena tidak menyangka mengiakan keinginan seorang perempuan bisa menimbulkan kebahagiaan luar biasa.

Joe mengangguk, "Serius, Alissa."

"Oke deh." Alissa tersenyum senang, "Kalau gitu kita pergi sekarang, ya, Kang. Soalnya tempat nasi goreng kesukaan aku suka ngantri. Karena rasanya enak banget."

"Oh, ya." tanpa sadar Joe memegang tangan Alissa, "Kalau begitu kita pergi sekarang."

Alissa terperangah ketika Joe memegang tangannya begitu erat. Kemudian, menariknya begitu lembut pergi menuju parkiran. Alissa sampai mengerjap beberapa kali karena merasa tidak percaya bisa berpegangan tangan dengan lelaki tampan itu. Jantung Alissa mau meledak rasanya.

Anehnya, Alissa tidak ingin melepaskan tangan Joe. Ia justru membalas sama eratnya. Sumpah tidak tahu diri sekali Alissa berpegang tangan dengan lelaki yang baru dikenal. Padahal saat ini saja ia sedang dekat dengan lelaki lain.

"Tapi, aku belum tentu bisa ngerasain hal kaya gini lagi sama dia," gumam Alissa sambil menatap punggung lebar Joe di depannya, "Karena kita belum tentu bakal ketemu lagi setelah ini."

Sayangnya kebahagiaan bisa berpegangan tangan itu harus berakhir cepat ketika berada di depan lift. Joe yang tersadar seketika melepaskan tangan Alissa. Lalu menatap Alissa dengan penuh rasa bersalah.

"Alissa, aku minta maaf. Aku bukan bermaksud lancang. Kayanya aku tadi refleks pegang tangan kamu karena senang mau makan di tempat kesukaan kamu."

Alissa hanya dapat tersenyum sambil mengangguk kecil, "Santai aja, Kang. Aku gak mempermasalahkannya."

"Sekali lagi, aku minta maaf, Alissa."

"Iya, Kang."

Sepertinya Alissa memang tidak mempermasalahkan jika dilihat dari kedua pipi perempuan itu yang memerah dan berusaha untuk tidak berkontak mata dengan Joe selama ada di lift. Joe pastikan kalau Alissa salah tingkah usai dirinya sadar memegang tangan perempuan itu. Menggemaskan.

"Silahkan masuk," ucap Joe ketika membukakan pintu untuk Alissa begitu tiba diparkiran.

"Terima kasih, Kang," balas Alissa sambil masuk ke mobil Joe dan duduk di kursi penumpang depan.

Love, MaybeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang