Bab 16

60 9 2
                                    

Alissa keluar dari kamar begitu selesai mandi dan berganti pakaian, kemudian menghampiri Intan Lestari –mamah Alissa- yang sedang membuat cookies di dapur. Alissa langsung disambut oleh aroma cookies yang begitu khas sampai membuatnya lapar.

"Wah! Mamah emang paling jago sih kalau buat cookies." Alissa sekali lagi menghirup aroma cookies yang baru keluar dari oven, "Wangi banget."

"Bisa aja kamu ini." Intan tersenyum mendapat pujian dari sang putri, "Kalau bukan karena pesanan orang sih mamah pilih habisin hari libur sama kamu."

"Tapi, emang mamah jago masak. Makanya bisa punya restoran sendiri juga."

Intan mempunyai restoran bernama Precieux yang didirikan sepuluh tahun lalu. Kini, restoran tersebut ramai dikunjungi oleh tamu. Bahkan, selalu mendapatkan panggilan untuk catering dalam acara-acara.

Restoran tersebut dapat terwujud berkat kegigihan Intan dalam membangunnya. Ia selalu berusaha untuk menciptakan hidangan menarik nan lezat melalui bakatnya yang pandai membuat makanan. Tidak salah juga sih karena Intan lulusan tata boga. Bahkan, Intan selalu menerima pesanan pribadi, seperti cookies ini.

"Kamu bisa saja, Ca."

"Oh iya mah ada yang perlu Alissa bantu gak?" kata Alissa begitu berdiri di samping sang mamah.

"Gak ada. Kamu mending istirahat saja," ujar Intan yang tengah menghias cookies, "Kamu kan sudah satu bulan gak pulang. Daripada capek-capek bantuin mamah mending kamu istirahat saja. Lagian tinggal dikit lagi."

Alissa biasanya pulang ke rumah orang tuanya yang ada di Bekasi setiap dua minggu sekali. Tapi karena kepadatan pekerjaan sebelumnya, ditambah ia harus pindah ke program Ayo Indonesia Sehat membuat Alissa tidak pulang.

Barulah sekarang Alissa bisa pulang karena pekerjaan di kantor tidak begitu banyak dan ada waktu luang juga. Soalnya minggu kemarin Alissa tidak bisa pulang karena harus bertemu dengan Kenan untuk menjelaskan semuanya.

"Tapi, kasihan mamah bikin cookies sendirian. Ica juga mau bantu." Alissa mengerucutkan bibirnya, "Emang ini buat acara apa sih."

"Biasa buat acara arisan gitu."

"Kapan acaranya?"

"Besok di rumah Arini."

Alissa mengangguk saja, "Oh gitu."

"Nah, daripada kamu diam di sini lebih baik temenin papah kamu yang lagi nonton TV tuh. Kasihan sendirian banget."

Alissa mencebik sebal, "Tapi, aku juga mau bantuin mamah. Mau belajar bikin cookies."

"Nanti belajarnya kalau kamu sudah punya pacar. Jadi ada seseorang spesial yang bikin kamu mau buat cookies."

"Ish. Mamah nyebelin deh."

Entah kenapa Alissa jadi teringat dengan Joe. Mendengar perkataan mamahnya tadi membuat Alissa ingin bikin cookies untuk lelaki itu. Cuman sayang aja bakal kelamaan kalau dibikinnya dari sekarang. Alissa ketemu sama Joe kalau lagi syuting saja.

"Sudah sana kamu temenin papah nonton TV," usir Intan, tapi sambil menunjuk nampan yang ada di atas meja makan, "Jangan lupa bawain es jeruk sama cookies buat papah. Tadi mau dikasihin keburu matang yang ini."

"Baiklah."

Alissa pergi ke ruang keluarga sambil membawa nampan yang di atasnya ada es jeruk dan toples berisikan cookies. Sesampainya di sana, Alissa melihat Gunawan yang duduk di sofa sedang melihat sesuatu dari ponsel dengan TV menyala.

"Pah, kalau gak dilihat TV nya mending matiin biat gak jahat listrik," ucap Alissa sambil meletakkan nampan di atas meja kaca, "Kebiasaan banget."

Gunawan terkekeh, kemudian menaruh ponsel ke sampingnya, "Papah habis baca chat kerjaan masuk Ca, sekalian nunggu iklannya beres. Kalau sudah beres papah pasti lihat TV lagi."

Love, MaybeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang