Bab 9

60 14 7
                                    

"Jadi, si Alissa tuh waktu awal kuliah dekat sama cowok namanya Kenan. Cuman hubungan mereka tuh sekedar dekat tanpa status, karena si Kenan ini juga punya cewek. Akhir-akhir ini hubungan mereka serius, tapi harus berakhir karena si Kenan ini nyakitin perasaan Alissa gitu," ucap Nando menjabarkan informasi yang diberikan oleh Haris.

Pada akhirnya, Joe meminta Haris untuk mencari informasi mengenai siapa saja lelaki yang pernah dekat dengan Alissa, setelah bertemu perempuan itu di stasiun beberapa waktu lalu. Jujur saja Joe tidak mau melakukan ini, tapi entah kenapa rasanya ia harus tahu.

"Sekarang dia lagi dekat sama Garash, tapi berdasarkan informasi yang lo dapatin juga kalau hubungan sama Garash sama saja dengan Kenan. Karena si Garash masih suka deketin cewek lain dan pernah PHP ke mantannya," lanjut Nando.

Setelah mendapatkan informasi itu, Joe sama sekali tidak mendengarnya. Ia duduk di sofa sambil memandangi televisi yang tidak menyala. Tengah bingung dirinya yang terlalu pengecut untuk mengungkapkan perasaan pada Alissa atau memang mereka tidak ditakdirkan untuk bersama.

Pertemuan Joe dan Alissa hanya terjadi beberapa kali saja. Sedangkan waktu mereka tidak bertemu jauh lebih banyak. Selain itu, setiap kali ketemu Alissa selalu dalam keadaan sedih dan perasaannya sedang terluka.

Joe tidak mempermasalahkan karena ia justru ingin menghibur perempuan itu. Akan tetapi, Joe baru sadar kalau kehadirannya untuk Alissa layaknya teman atau seorang kakak, bukan sebagai lelaki yang dicintai oleh Alissa.

Karena kalau Joe bersungguh-sungguh mencintai Alissa, seharusnya ia berusaha untuk mendekati perempuan itu dengan benar. Bukannya membuang semua kesempatan yang hadir serta berpikir bahwa yang dilakukannya kelak akan membuat Alissa tidak merasa nyaman.

Karena kenyamanan perasaan seorang perempuan akan ditentukan melalui perilaku, sikap, dan perhatian yang diberikan lelaki itu kepadanya. Jika memang Joe ingin membuat Alissa nyaman ketika mengetahui perasaannya pasti ia akan menemukan cara yang tepat.

"Betul, Mas Nando," kata Haris.

"Wah! Kasihan banget si Alissa dapatinnya brengsek doang."

Nando langsung mendapatkan tatapan tajam dari Joe usai mengeluarkan ucapan sembarangan tadi. Namun, Nando justru menjawab dengan tatapan yang seolah meledek Joe sama saja dengan lelaki yang tengah dibicarakan bersama Haris.

"Kenapa? Lo juga sama aja Joe. Cowok yang sia-siain kesempatan. Padahal sudah gue kasih banyak saran, tapi gak ada satupun yang lo gunain buat dekatin dia," sindir Nando, "atau lo emang gak berani aja."

Joe mengabaikan Nando yang terus menyindirnya. Emang sampai saat ini Joe belum berani untuk benar-benar mendekati Alissa. Masih ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan Joe untuk serius mendapatkan perempuan itu.

"Emang benar aku gak berani buat deketin Alissa. Aku pengecut," ucap Joe tanpa menatap Alissa.

"Joe."

Joe tersenyum, lalu menatap Haris yang duduk di sofa yang ada di samping kanannya. Kalau Haris sudah memanggil Joe tanpa menggunakan 'Mas', itu berarti Haris sedang dalam mode sebagai teman kakak Joe, Pandu Bimasakti Gajendra.

Haris dan Pandu adalah teman sejak SMP. Pandu menjadikan Haris sebagai sekretaris perusahaan karena memiliki kepiawan dalam berbicara dan dari SMP dikenal pintar sampai selalu ranking pertama.

Joe juga memang nyaman ketika meminta tolong kepada Haris. Karena Haris tidak pernah membocorkan apa pun yang Joe minta dan selalu mengejarkan tugas yang diberikan dengan baik.

"Aku tahu ada sesuatu yang sebenarnya mengganjal diperasaan kamu saat mau mendekati Alissa. Tapi, kalau kamu serius ingin mendekati dan kamu merasa sudah sangat menyukai Alissa, kamu harus berusaha," ujar Haris sambil menatap Joe penuh keyakinan, "Tanpa perlu kamu kasih tahu pun dia bakal tahu mana perasaan yang tulus dan bukan, Joe."

Love, MaybeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang