Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
⚠️⚠️⚠️ Area dewasa 🔞🔞
.
.
.
Shannon masih terlihat sendu di beberapa minggu setelah Xander menceritakan semuanya mengenai Sharren. Namun Xander memahami semua rasa yang ada dihati sang istri, dan mencoba memahaminya tanpa berusaha melarangnya karena kehilangan seseorang yang begitu berharga dalam hidup bukanlah hal yang mudah untuk dipulihkan dalam waktu sekejap.
Pagi ini Max berangkat ke sekolah bersama nenek dan kakeknya, sementara Shannon sudah menyiapkan semua keperluan sang putra sebelum berangkat sekolah seperti hari-hari sebelumya.
Setelah sang putra berangkat, Shannon segera kembali ke kamar untuk membantu sang suami bersiap ke kantor.
"Sayang,,,," panggil Xander pada sang istri yang terus diam dan tidak banyak bicara.
"Jangan murung sayang,, daddy sedih melihatnya"
Shannon memandang sang suami dengan mata berkaca-kaca.
"Dad,,,," Shannon memeluk suaminya dan kembali menangis didalam pelukan pria yang begitu sabar menghadapi kondisinya saat ini.
"Maafkan daddy karena membuatmu berada disituasi seperti ini sayang" Xander mengeratkan pelukannya.
"Andai daddy tidak melukaimu malam itu pasti kamu tidak akan sakit. Dan Sharren tidak perlu mengorbankan dirinya seperti ini"
"Maafkan aku karena membuat kalian berdua terpisah seperti sekarang, harusnya daddy yang pergi bukan Sharren"
"Sekarang kamu menderita dan terluka seperti ini, daddy tidak tahu bagaimana cara menebus semua lukamu ini sayang"
"Tolong katakan apa yang harus daddy lakukan untuk mengembalikan ceriamu. Katakan sayang, daddy akan melakukannya agar senyummu kembali lagi. Daddy terluka melihatmu seperti ini"
Xander menangis sambil memeluk sang istri yang tidak lagi tersenyum sejak dia bercerita mengenai pengorbanan Sharren.
"Dad,,,,"
"Katakan sayang,,, daddy janji akan melakukan semuanya"
Shannon mengurai pelukannya dan menyentuh wajah sang suami yang basah oleh lelehan airmata dari dua mata tajam yang terlihat sendu itu.
