"Beritau aku siapa yang tidur disini selama aku marah padamu." Tanya Renjun begitu ia berbaring di kasur Jeno.
Jeno yang berbaring di sampingnya menoleh. "Kau berpikir aku melakukan itu?"
Renjun menaikkan bahunya. "Kau tak mungkin membiarkan ranjangmu dingin."
Posisi Jeno yang tadinya berbaring terlentang kini ia ubah menjadi menyamping agar bisa menatap Renjun. "Itu mungkin, kau marah padaku dan aku sibuk mencari tau soal Christof. Ranjangku dingin tanpamu."
Tangan Jeno menarik tubuh Renjun lebih dekat padanya, lalu memeluknya persis saat ia ke mansion Renjun tanpa sepengetahuan submisif itu.
Ketika nama Christof disebut lagi, Renjun terdiam sesaat. Sebelum kemudian ia menenggelamkan tubuhnya dalam pelukan Jeno dan bertanya pelan. "Ia benar mati, kan?"
Bukan Renjun tak percaya dengan video yang ia dapat, tapi rasanya ia masih tak menyangka bahwa mimpi buruknya telah mati dan lenyap.
Jeno mengangguk, menghangatkan tubuh Renjun dengan rengkuhannya. "Tak ada yang tersisa darinya."
Renjun kembali diam, hingga di menit kedua ia bersuara sebelum benar-benar terlelap. "Terimakasih sudah melenyapkannya."
Entah efek anggur putih yang telah ia nikmati, atau mungkin hangatnya pelukan ini agak familiar bagi Renjun membuat tidurnya lebih nyenyak. Atau mungkin juga karena tepat sebelum ia tidur, ia kembali mendengar fakta bahwa orang yang ia benci telah mati.
Jarang untuk mereka tidur seperti ini, itu yang Renjun pikirkan begitu bangun dari tidurnya.
Seingatnya hanya beberapa kali Renjun bangun di ranjang Jeno dengan tubuhnya yang masih mengenakan pakaian lengkap. Dan pagi ini salah satunya.
Renjun bangun dengan disambut pemandangan Jeno yang bertelanjang dada dan berjalan menuju walk in closet. Sepertinya dominan itu baru selesai mandi.
Mata Renjun sempat melihat luka di punggung atas Jeno, ia ingat betul siapa yang melukai punggung Jeno itu dan apa penyebab luka tersebut Jeno dapat. Tapi Jeno tak pernah mengungkitnya sama sekali, disaat Jeno bisa saja mengajukan protes tak terima karena ia dilukai padahal ia tak tau mengenai Matthew saat itu.
"Kenapa tidak melakukan pengobatan laser agar lukanya cepat sembuh dan hilang?"
Begitu keluar dari walk in closet dengan pakaian santainya, Jeno melihat Renjun yang beranjak bangun dari ranjang.
Mendapat pertanyaan itu dari Renjun, Jeno balik bertanya. "Kau terganggu melihat luka seperti ini? Aku akan menghilangkannya segera kalau kau terganggu." Jeno khawatir jika itu memicu ingatan buruk Renjun di masa lalu.
"Tidak, aku hanya terganggu dengan luka di tubuhku saja." Ungkap Renjun sambil berjalan menuju kamar mandi.
Yang selalu membuat Renjun teringat penderitaannya dulu adalah ketika ia melihat lagi tubuhnya mendapat luka, karena begitu luka di tubuhnya muncul itu seperti sebuah rekaman dari kejadian-kejadian yang diputar ulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Do You Want
FanfictionNOREN [LEE JENO - HUANG RENJUN] ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ mature bxb mature dark mature