22

10.5K 1.5K 144
                                    

Terima kasih yang sudah vote dan comment banyak meskipun nggak ada target 🔥 Terharuuuu. Sebagai hadiah, ini dia double update untuk kalian. Semoga memuaskan.

Tidak Banyak Perbincangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak Banyak Perbincangan

===

Tidak banyak perbincangan sebelum kepergian Arumi menuju Amerika. Johan sibuk membuat paspor palsu, visa dengan rekening gaib, serta tetek bengek yang membuat laki-laki itu harus bergadang semalaman suntuk. Meskipun mengeluh terus menerus, Johan tetap menyelesaikan berkas-berkas Arumi tanpa bayaran sepeser pun. 

Selama mengantar Arumi ke bandara, Santoso mengamati punggung gadis itu dan Johan dari belakang. Mereka ternyata mirip, sama-sama berkerja untuk kepuasan diri. Johan puas jika barang-barang rusak berhasil menyala kembali. Ia hidup untuk memenuhi rasa penasarannya kenapa sesuatu tidak lagi berfungsi dengan baik. Sedangkan Arumi seperti hidup untuk menghibur. Menari dengan bakat dan tujuannya menjadi pusat perhatian. Keduanya sama-sama tidak memikirkan uang. Orang-orang yang hidup dengan mengikuti kata hati. 

"Kau yakin ada tempat di Indonesia yang melegalkan ganja? Aku tidak begitu tau negara itu tapi bukannya negara itu negara muslim?" bisik Gate yang juga ikut mengantar Arumi ke bandara. 

"Iya. Kau akan lebih terkejut karena daerah tersebut dijuluki Serambi Mekkah karena punya mayoritas muslim banyak di Indonesia dan masih menerapkan hukum Islam," balas Santoso. 

"Kau bisa jamin tanah di tempat itu subur? Kalau tanah di sana subur, aku bisa menanam ganja kualitas terbaik sampai bisa menyaingi bisnis ilegal Bratva." 

"Jangan ragukan negaraku, tanah mereka bagaikan tanah yang jatuh dari surga." Alasan kenapa para penjajah bersaing datang ke Indonesia tentu karena tanah Indonesia begitu subur menumbuhkan rempah-rempah berkualitas.

Gate menggigit kuku-kukunya grogi. "Bagaimana dengan polisi? Petugas pajak? Aku harus mengirim ganja-ganja yang sudah diproses itu dari Indonesia ke daerah lainnya."

"Petugas pemerintah mudah disogok dan keamanan tidak ketat." 

Gate tersenyum lebar memamerkan deretan giginya. "Sempurna untuk bisnis ilegal."

"SANTO! Anak lo kurang ajar!" maki Johan ketika rambutnya ditarik ke bawah sampai laki-laki 180 senti meter itu menunduk sejajar dengan tinggi Arumi. Tidak tau perdebatan apa yang dilalui keduanya tapi Arumi berhasil menghadapi itu sendiri tanpa perlu Santoso turun tangan melindungi. 

Banyak yang telah dilalui Arumi dalam beberapa bulan terakhir. Dari gadis yang bergantung padanya menjadi seseorang yang mau menyelesaikan masalahnya sendiri. 

Selain istirahat cukup, Santoso juga jarang sekali tertawa. Tetapi sore ini di pintu masuk bandara pemuda itu tertawa menyaksikan Johan mengacak-acak kasar rambut Arumi sebagai balasan jambakan gadis tersebut padanya. Ikat rambut Arumi terlepas dan rambut pendeknya yang sudah mulai sedikit memanjang itu berantakan. Interaksi keduanya sedikit mengobati kerinduan Santoso dengan keponakan dan kakak-kakaknya yang entah bagaimana kabar mereka sekarang. 

Tanda SeruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang