"Pergi dari Indonesia atau kau akan mati menderita." Itu seruan yang mengerikan, tetapi kenapa masih banyak yang bertahan di negeri ini?
Santoso merelakan beasiswanya demi menjadi musuh pemerintah, alhasil ia harus meninggalkan Indonesia. Hanya ada...
Guys, belum 24 jam target udah tercapai. Ini sih kalian menyuruh Mas Santo update tiap hari. Kalian nggak takut kah menyuruh-nyuruh Mas-Mas lawyer over power satu itu? Next target masih sama ya 130 vote dan 130 comment! Semangat baca, vote dan komentarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kecewa
===
Teruntuk, Santoso Djaksa, Aku berhasil dapat beasiswa. Aku bisa buktiin kan aku mampu. Salah satu syarat beasiswa harus tinggal di asrama kampus. Nggak apa-apa lebih baik, jadi nggak perlu sewa tempat tinggal. Di Rusia pasti lebih dingin karena udah mau masuk musim salju. Di Amerika udah sibuk merias-rias buat persiapan natal. Kuliah Om gimana? Semoga semuanya lancar ya. P.S: Cowok-cowok di sini nggak ada yang ganteng.
Kepada, Arumi Sekar, Selamat atas beasiswa yang sudah kamu dapatkan, semoga kamu amanah dengan beasiswa itu. Musim dingin Rusia mengerikan. Saya nggak cocok tinggal di negara empat musim. Saya butuh balsem. Kuliah saya lancar. Saya pesan kepada pihak kampus untuk mengirimkan nilai kamu tiap semester. Semoga nggak ada laki-laki yang ganteng di sana. Fokus belajar. Jangan sia-siakan izin dan kepercayaan saya.
Kepada, Santoso Djaksa, Selamat tahun baru! Mungkin surat ini baru sampai ke Rusia satu atau dua bulan setelah tahun baru. Aku senang bisa kuliah di sini, meskipun capek sekali. Aku kagum sama Om yang bisa kuliah, sambil kerja, sambil ikut lomba bahkan juara. Boleh kasih aku saran gimana cara bagi waktunya? P.S: Ada cowok ganteng tapi jurusan seni peran. Aku nggak suka aktor.
Kepada, Arumi Sekar, Jangan belajar bagi waktu dari saya. Saya melakukan semua itu terpaksa karena keadaan. Tapi saya suka baca buku. Itu hiburan bagi saya kalau saya penat. Selain itu, kadang saya ngobrol sama orang-orang terdekat saya. Funfact, politikus itu juga aktor. Harus pandai berakting di depan rakyat dan sesama politikus lain. Berarti kamu nggak suka juga sama saya?
Kepada, Santoso Djaksa, Aku suka sama Om kok. Untuk Om Santo pengecualian. Kalau salah satu pelipur penat Om itu dengan mengobrol sama orang-orang terdekat Om, apa aku termasuk? Aku harap surat-surat dari aku bisa menghibur Om. Banyak yang nggak suka aku di sini. Aku bingung harus bersikap apa. Aku takut buat masalah karena aku punya beasiswa.
Kepada, Arumi Sekar, Kamu bukan hiburan bagi saya. Kamu bukan cuma pelipur penat. Kamu tidak pantas cuma sekadar dijadikan hiburan semata meskipun saya tau, penari adalah seorang penghibur. Jangan dengarkan orang-orang yang berniat buruk. Di sana ada dosen dan dekan, laporkan pada mereka. Saya nggak bisa bantu. Kamu yang memilih pergi. Buktikan kamu bisa bertanggung jawab terhadap pilihan kamu.