"Pergi dari Indonesia atau kau akan mati menderita." Itu seruan yang mengerikan, tetapi kenapa masih banyak yang bertahan di negeri ini?
Santoso merelakan beasiswanya demi menjadi musuh pemerintah, alhasil ia harus meninggalkan Indonesia. Hanya ada...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Shall We Dance?
===
Kepada, Arumi Sekar,
Kembali ke Indonesia. Negara ini sudah aman. Presiden sudah turun dari jabatannya. Ini memudahkan saya melobi pengesahan UU agar para komunis tidak lagi dikucilkan pemerintah. Wakil presiden, Pak Husein, akan menyetujui UU baru ini. Ponsel saya sedang tidak bisa digunakan, provider di Indonesia sedang kacau karena kisruh yang terjadi ketika pemakzulan presiden, jadi saya mengirim surat.
Saya ingin bertemu, tapi ini kesempatan saya mengambil alih pemerintah. Maaf saya belum bisa menjemput kamu ke Amerika. Tapi saya usahakan menghubungi kamu secepatnya dengan ponsel setelah urusan internet atau provider ini selesai. Sejujurnya saya tidak paham dengan internet. Johan katanya mau bantu sedikit.
Calon suamimu, Mas Santo.
Kepada, Santoso,
Mas maaf aku belum bisa kembali. Mas tau apa dampak krisis ekonomi ini? Panggung seni menjadi sepi. Aku sedang memperjuangkan bantuan dari Gilliard University untuk memberikan sorotan beasiswa kepada anak-anak korban krisis ekonomi di Indonesia. Aku ingin mereka bisa mengubah nasib mereka dengan seni, sama seperti yang aku alami. Aku bekerja sama dengan Jefery, dia musisi dan salah satu alumni terpandang di Gilliard, aku harap Mas mau mengerti. Jefery juga punya darah Indonesia dan dia peduli dengan nasib bangsa. Kalau urusan ini sudah selesai, aku akan pulang.
Tertanda, Arumi Sekar.
Kepada, Calon Istriku, Arumi Sekar,
Dari semua musisi ternama Gilliard kenapa memilih Jefery? Seberpengaruh apa dia di Indonesia? Sok sekali mau peduli dengan nasib bangsa. Saya lebih kompeten membangun Indonesia meskipun saya tidak punya latar belakang seni. Saya pengacara, menteri, petarung hebat, jauh lebih baik dari Jefery yang cuma musisi. Jauhi anak ingusan itu, pulang ke Indonesia. Saya tunggu sampai awal bulan. Kalau kamu tidak mau kembali, saya minta bantuan Gate bawa pulang kamu ke Indonesia.
Tertanda, Santoso.
Kepada, Menteri Keangkuhan Indonesia, Bapak Santoso,
Tidak ada baiknya mengkomparasi satu pekerjaan dengan pekerjaan lain. Kalau Mas merendahkan musisi, sama aja Mas merendahkan seni. Artinya Mas merendahkan aku sebagai seniman. Aku semakin ragu dengan Mas. Apa yang lakukan Mas benar karena cinta? Atau itu penebusan rasa menyesalan Mas semata? Atau hanya tidak mau kalah saja dengan anak orang kaya seperti Jefery? Aku semakin nggak mau pulang ke Indonesia. Coba lihat bagaimana rakyat Indonesia menjarah banyak teater dan tempat-tempat kesenian. Begitu cara kalian memperlakukan seniman?