23

399 113 117
                                    

Apa bisa menerapkan target lagi?
For fast update 98 vote dan 98 comment di chapter ini 🖤

Apa bisa menerapkan target lagi? For fast update 98 vote dan 98 comment di chapter ini 🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penjagal

===

Tujuh tahun kemudian, 
New York, Amerika Serikat. 

Pengadilan adalah tempat seseorang yang bersalah diadili. Untuk sebagian orang, itu tempat mencari keadilan. Bagi Santoso, pengadilan merupakan rumah keduanya karena pria itu lebih banyak menghabiskan waktu keluar masuk ruang pengadilan dibandingkan dapur rumahnya sendiri. 

"Sekian pembelaan dari saya Yang Mulia, klien saya tidak melakukan pembunuhan pada istrinya yang telah menjalani pernikahan lebih dari 25 tahun lamanya." Pengacara berambut plontos itu undur diri dari hadapan hakim. Frank merupakan salah satu pengacara senior, pantas saja ia dijadikan pengacara kasus pembunuhan pebisnis ternama di kota ini. 

Frank duduk di kursinya bersama tim serta kliennya, Nigel. Tim mereka berjumlah lima orang, sekarang sibuk membisikan sesuatu kepada Nigel yang diduga sebagai tersangka pembunuh istrinya. Luka tusukan pisau ditemukan di perut istrinya, sidang membuka sebagai kasus perampokan. 

"Silakan Mr. Santo," panggil hakim dan pria berjas hitam yang kancing atas kemeja putihnya dibiarkan terbuka itu berdiri. Banyak mata di ruangan itu berebut ingin melihat Sang Pengacara Penjagal.

Mahasiswa hukum, pengamat hukum sampai dengan jaksa yang sudah pensiun hadir di persidangan Santoso. Mereka mengira tukang jagal itu pria berumur dengan pengalaman menumpuk. Ternyata pria muda yang belum genap berusia 35 tahun. Badannya tegap dan berisi. Jas tebal bahkan tidak bisa menyembunyikan otot-otot di lengannya. Tentu otot-otot itu berkat Underneath yang menaungi pertarungannya selama bertahun-tahun.

"Selamat siang, Yang Mulia," sapa Santoso ramah, tidak membawa sedikit pun berkas di mejanya untuk bukti. "Tanpa menunggu, saya akan menghadirkan satu saksi penting. Seorang anak bernama Ronaldo. Tidak mengurangi rasa hormat, Ronaldo adalah imigran asal Argentina," Santoso mengarahkan tangannya pada seorang remaja kikuk yang duduk di salah satu kursi. "Dale bo, Ronaldo! Don't be afraid.

Anak itu akhirnya mau maju namun berlindung di balik Santoso. "I'm here. Say the truth, oke?"

"Kita perlu translator asal Argentina. Kalau tidak, tukang jagal itu akan mengelabuhi kita dengan pernyataan anak kecil yang tidak lancar bahasa Inggris," ucap Frank tanpa mengangkat tangannya. 

Hakim meredam, tangannya meminta Frank berhenti. "Gracias, Chiho," sapa hakim ramah. Siapa yang menyangka bahwa hakim tersebut berasal dari Argentina?

Santoso tersenyum pada Frank, ia berhasil mengambil hati hakim. Siapa yang tidak senang bila bertemu dengan sesamanya? Sesama Argentina di kota padat Amerika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tanda SeruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang