29

689 186 157
                                    

Terima kasih antusiasnya! Benar-benar penyemangat mengetik cerita ini 🙇‍♂️🙇‍♂️

220 vote dan 220 comment buat fast update? Kalau tidak tercapai, selama masih ada hari Jumat di kalender, Tanda Seru tetap update. Stop update kalau udah tamat dan kiamat 🙏

 Stop update kalau udah tamat dan kiamat 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membaca 

===

"Excuse me." Dua kata tersebut menghentikan langkah Arumi. Padahal Arumi yakin,  wanita ini tidak menabraknya. Begitu pula sebaliknya. Namun, perempuan tersebut berhenti berjalan dan seperti meminta perhatian padanya.

"Ya?" tanya Arumi memastikan. Wanita itu mengamati Arumi dari ujung kepala sampai kaki. Yang diawasi salah tingkah, berspekulasi jika ada daun di rambut hitamnya atau pakaiannya hari ini aneh. 

Arumi jadi turut melihat dirinya sendiri. Tidak ada yang salah dengan dirinya. Rambut hitamnya digelung sewajarnya. Jaket putih gading pas di tubuhnya, melapisi kaus lengan panjang berwarna serupa. Rok coklat beludru sebetisnya juga tak ditemukan masalah. 

"Nothing," ucap perempuan itu setelah selesai mengamati Arumi.

"Can I help you?" tawar Arumi mendekat. Aksen wanita ini bukan aksen khas Amerika. Meski sudah tujuh tahun tak mendengar aksen tersebut, Arumi kenal aksen yang digunakan wanitan itu. Aksen Rusia.

"No. I don't need help." Didekati selangkah, Natasha tidak mundur. Ia justru melangkah lebih dekat. "I helping people."

"Oke?" Arumi menaikan bahunya, bingung. "Congarts, I guess? I don't know how to react? You need compliment?"

Natasha mematik korek api lantas menyalakan rokok. Arumi menyesal hendak membantu seseorang yang ia kira kebingungan di kepolisian negara asing. Namun, bila ditarik sebuah  simpul, tidak ada yang datang di sektor ini kecuali Santoso, dirinya dan Hiro. Berarti wanita ini datang karena Santoso atau Hiro. 

"Aku mengeluarkan Santoso dari penjara." Natasha sengaja mengembuskan asap rokoknya tepat di wajah Arumi. Tebakan Arumi benar, wanita ini datang untuk Santoso. Sama sepertinya.

"Dan aku yang membuatnya di penjara." Arumi tidak bereaksi sedikit pun, bahkan ia tidak berkedip ketika kepulan asap itu menerpa matanya. "Sepertinya aku lebih keren. Aku bisa membuat pengacara di penjara dibandingkan mengeluarkannya dari penjara. Harus selalu ada alasan memenjarakan orang tapi hanya perlu pelicin untuk mengeluarkan seseorang, benar 'kan?"

Natasha tersenyum. "You're cute. Aku jadi tau tipe perempuan Santoso seperti apa."

"Yang jelas tipenya bukan perempuan sepertimu," pungkas Arumi membalas senyuman Natasha. Tanpa permisi, Arumi kembali melanjutkan langkahnya. 

Tanda SeruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang