Chapter 37

2 1 0
                                    

Chapter 37: In My Life, I Only Have This One Brother
=================================

Su Jian menatap Su Jie dengan pikirannya berantakan.

Anak ini sepertinya sudah turun berat badannya, tapi tetap terlihat tampan seperti biasanya. Dulu, Su Jian selalu memaksa Su Jie untuk mengakui kalau kakaknya terlihat lebih tampan. Jika Su Jie tidak melakukannya, Su Jian akan menunjuk ke arahnya seolah-olah dia akan memukulinya. Kedua bersaudara itu sering main-main di sofa. Kemudian, ibu Su akan menggunakan kemoceng untuk mengusir mereka. Namun, melihatnya dengan jujur, Su Jian harus mengakui bahwa anak ini terlihat lebih baik daripada saudaranya. 

Dia memiliki alis tebal dan mata besar, dia juga lebih tinggi dari Su Jian sendiri. Dia termasuk dalam kategori yang menarik perempuan. Temperamen Su Jie juga lebih baik dari pada Su Jian. Meskipun dia selalu diintimidasi oleh kakaknya saat masih kecil, dia tidak pernah mengeluh kepada ibunya.  Paling-paling, dia diam-diam akan mengubah nama kontak saudaranya di ponselnya menjadi 'My Wonderful Brother' atau segala macam nama yang aneh.

Hubungan antara dua bersaudara itu selalu baik. Ketika Su Jie masih muda, dia sangat mengagumi saudaranya Su Jian. Dia sering mengikuti kakaknya, selalu memanggil "kakak" dari belakang. Terkadang, ketika Su Jian mengganggunya, dia akan mulai menangis. Namun, beberapa saat kemudian, dia akan mulai berpegangan pada lengan Su Jian lagi. Saat mereka tumbuh dewasa, anak itu kemudian menjadi remaja tampan berusia delapan belas hingga sembilan belas tahun.  Su Jie menjadi lebih tajam dan tenang.  Namun, saat menghadapi Su Jian, dia tetaplah adik laki-laki yang selalu mengandalkan kakak laki-lakinya.

Su Jian berpikir dengan sedikit bangga: Pertama kali anak ini menulis surat cinta, surat itu adalah untuk kakaknya yang mana telah membimbing nya, mimpi pertamanya tercerahkan oleh saudaranya, "penembakan" pertamanya dipandu oleh saudaranya ... Banyak hal dari semua pengalaman pertama Su Jie berasal dari upaya saudaranya!

Tentu saja, pengalaman pertama Su Jie untuk berpisah selamanya, juga melalui dia. (Maksudnya kan Su Jian cowo sudah meninggal. Itu mengajarkan Su Jie pengalaman 'berpisah selamanya' itu juga karena Su Jian)

Dia ingat tatapan sedih Su Jie selama pemakamannya, Su Jian merasa masam. Dia meninggal begitu mendadak, dan dia tidak berani membayangkan betapa sedihnya keluarganya. Meskipun dia telah dilahirkan kembali, dia tidak memiliki cara untuk tetap berhubungan dengan mereka. Sejak kelahirannya kembali, dia mencoba untuk tidak memikirkan hal-hal seperti itu. Namun, begitu dia melihat Su Jie, semua kesedihannya muncul kembali.

Su Jie datang sendiri. Saat dia masuk, dia mulai menyapa yang lain satu per satu. Ketika dia mencapai An Yirou, dia tersenyum padanya. "Yirou."

Mata An Yirou bersinar terang. Suaranya lebih terkendali dari biasanya. "Ah Jie, kamu di sini?"

Su Jie mengangguk. Dia melihat ke arah Su Jian yang berada di sisi An Yirou dan membeku.

An Yirou dengan tergesa-gesa memperkenalkan, "Ini temanku Su Jian."  Kemudian, dia menunjuk ke arah Su Jie dan memberi tahu Su Jian, "Ini teman sekelasku, Su Jie."

Mendengar dua kata "Su Jian", ekspresi Su Jie berubah. Dia menatap Su Jian. Su Jian merasa bersalah. Dia memaksakan dirinya untuk tersenyum. "Selamat sore, teman sekelas Su."

Su Jie masih menatapnya, lalu dia menjawab, "Selamat sore, Su ... Jian."

Tidak lama kemudian, semua orang telah datang. Delapan sampai sembilan remaja berkumpul. Setelah mengobrol sebentar, mereka mulai bernyanyi. Ruangan itu langsung menjadi hidup.

Biasanya, saat mengunjungi KTV, Su Jian dianggap sebagai raja mikrofon. Namun, Su Jian sedang tidak ingin menyanyi hari ini. Dia merasa Su Jie terus menatapnya.

[END] Reborn as My Love Rival's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang