MAD ( 44 )

2.2K 236 63
                                    

Keesokan harinya.





Dokter Doyoung memasuki kediaman Haechan dengan membawa Chenle yang terlihat terdiam termenung dengan netra yang sayu menatap kosong depannya.






"Chenle - ah"






Chenle sedikit terkejut dengan pandangannya yang seakan kembali fokus dan mengedipkan berulang kali.





"Lele sayang" itu Haechan sedari tadi terus memanggil Chenle.






Chenle perlahan menoleh ke arah sumber suara tersebut.





Seketika netra Chenle bergetar dengan pupil yang membesar dan mengecil seakan benar - benar menfokuskan diri ke objek yang ia lihat.








"Huaaaaaaaaaaa" Tangis Chenle pecah dengan keras, ia merentangkan tangannya dengan lebar ke arah Haechan.







Haechan segera menggendong Chenle dan memeluk erat Chenle sembari menepuk lembut punggung Chenle.






"Huaaaaaaa" Chenle semakin menangis seakan melepas semua perasaan sedihnya selama ini saat Haechan menggendongnya.







Haechan menahan tangisnya dan mengecup ceruk leher Chenle serta menghirup dalam aroma tubub Chenle.







"Ini makanan dan obat Chenle jika dia tidak mau minum atau makan apapun, saya sudah memberikan surat izin kepada Calon mertua anda agar beliau tidak bingung jika Chenle bersama saya"

"Saya meminta izin 3 hari dan menjanjikan Chenle sedikit lebih pulih, walau dengan alasan saya membawa ke terapi luar kota" Jelas Dokter Doyoung memberikan tas beruang milik Chenle dan juga tas berisi semua boneka Chenle.







Haechan hanya menganggukan kepala dan meraih semua tas milik Chenle.






"Nanti sore saya akan kesini untuk mengecek kondisi anda, jadi anda bisa istirahat sejenak bersama Chenle" Ucap Dokter Doyoung.





"Terimakasih Dokter" Haechan sedikit membungkuk hormat.





"Saya pamit dulu" Dokter Doyoung membungkuk hormat dan berlalu keluar dari kediaman Haechan.






Haechan kembali mencium leher dan pipi Chenle melepaskan semua kerinduannya selama ini.







Chenle pun tetap menangis dan mencekram kuat pakaian Haechan, tubuhnya bergetar dengan suaranya yang perlahan meredam karena ia menenggelamkan wajah di ceruk leher Haechan.







Haechan segera membawa Chenle menuju kamarnya.







Tak butuh waktu lama.






Haechan memasuki kamar dan mengunci rapat kamarnya.




Kemudian Haechan mulai menguarkan Feromonya dan menfokuskan feromon tersebut kepada Chenle agar Chenle bisa merasakan Feromonnya kembali.






Tangis Chenle mulai mereda dan perlahan melepas pelukannya.




Perlahan Chenle meraih kedua pipi Haechan sembari masih terlihat terisak - isak saat menatap lekat Haechan di hadapannya.





Haechan tersenyum manis dengan netranya yang terus mengeluarkan air mata.





"Anak Mommy sudah besar semakin cantik dan menggemaskan" Haechan mengecup gemas pipi Chenle.




MAD ( MarkHyuck )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang