MAD ( 15 )

6.2K 345 39
                                    

"Cukup, arghhhh" Haechan meronta - ronta dalam dekapan Mark yang dimana kini mereka berada di dalam Lift.



Mark terus menahan Haechan dalam dekapannya yang kuat serta Feromon Mark terus menguar dalam lift itu, hingga membuat hidung Haechan tak henti - hentinya mengeluarkan darah.



"Emhhh emphhh" Haechan memukul dada Mark saat Mark mencium Haechan dengan penuh nafsu serta tangan Mark yang mencekram tengkuk Haechan, hingga membuat Haechan merasakan sakit yang luar biasa di area tengkuknya itu.



"Cu - enghhhh ahhhhh" Saat ciuman itu lepas Mark tiba meroba kasar belakang celana Haechan dan memasukan jarinya dengan tiba - tiba.



Ting...

Lift terbuka, Mark pun mengangkat tubuh Haechan kedalam gendongannya ala bayi koala dan segera membawa Haechan berlalu menuju Penthousenya.


Haechan menarik surai Mark dengan tangannya dan menatap sendu Mark.



"Hentikan Mark, sakit sekali, tubuhku terbakar" Lirih Haechan dengan tangan kiri perlahan mencekram leher Mark.


"Hanya aku yang boleh memiliki menciummu, dan hanya aku yang boleh di benci dan di cintai olehmu"

"Aku tidak akan melepasmu lagi Haechan, sudah cukup aku memberikanmu kelonggaran"

"Aku benar - benar akan merantaimu dalam genggamanku" Jelas Mark tersenyum menyeringai dengan raut wajah memerah serta feromon yang tak henti - hentinya menguar.




Haechan menunduk dan perlahan melepas surai Mark.


Sungguh Haechan tidak bisa melawan lagi, perasaan yang ia rasakan kali ini benar - benar membuatnya kacau dan menggila.

Feromon Mark seakan mengaduk - adukan perasaannya, dimana perasaan tenang, marah, sedih, hingga nafsu bercampur di pikiran dan hatinya.



Haechan mengusap hidungnya yang berdarah itu dan perlahan tangan Haechan turun mengusap perutnya yang semakin tidak bisa ia tahan lagi.


Pintu Penthouse Mark terbuka dan Mark segera berjalan menuju kamarnya dan dirinya yang terus menjilat ceruk leher Haechan.



Feromon Haechan pun ikut menguar seperti sudah tidak terkendali oleh Haechan lagi.



Haechan tertunduk lemas di bahu Mark dimana dahinya terus berkerut menahan perih di perutnya.

Sesampainya di kamar Mark menghempaskan tubuh Haechan di atas ranjang dan segera melepas pakaiannya dengan kasar serta beralih melepas pakaian Haechan dengan paksa.




"Hentikan, emhh sakit" Haechan mencekram lengan Mark dengan tangan bergetar.

MAD ( MarkHyuck )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang