Alien-47

148 19 7
                                    

"Ya udah sih, Rel. Nggak perlu marah-marah. Kan bener kata kak Epa. Elu baru aja kehilangan bokap elu. Mana tahu kan elu masih sedih. Jadi nggak apa-apa tinggal sama gua dulu. Gua aja oke masa elunya nggak oke!"

Varel memelototi Randy saat ini, beraninya dia mengatakan hal seperti itu padanya."Sudah aku katakan bukan, aku ingin bersama dengan Tera. Dan kenapa emak malah membuat Tera lebih dekat dengan Lava!"

Ini tampak aneh sekali, penilaian Varel tentu saja tidak salah."Emak seperti sengaja mendekatkan Tera ku dengan Lava. Bukannya emak tidak suka pada hubungan sesama jenis. Tapi kenapa dia malah merasa senang saja saat Lava dekat dengan Tera."

Randy tentu saja sudah memberitahu tentang Lava yang mengatakan jika dia suka dengan Tera miliknya."Berani sekali dia suka pada Tera ku, kurang ajar alien itu!"

"Udah nggak usah di pikirin. Mereka berdua kan lagi di hukum sama kak Epa, elu jangan cari gara-gara deh, tahu sendiri kan kak Epa kayak apa. Bisa-bisa elu juga kena hukuman nanti, mau ku di gantung di pohon rambutan di depan?"Randy berkacak pinggang."Lagian jangan malu-malu juga. Tahu kok pasti elu deg-degan kan deket sama gua? Secara cinta mati sama Randy yang paling tampan dan mempesona ini."

Varel memutar matanya malas, dari mana datangnya kepercayaan tinggi tingkat dewa itu. "Sudah aku katakan jika kau tidak suka padamu. Aku hanya suka pada, Tera! Dan jangan katakan itu lagi, aku sudah muak mendengarnya."

Randy tersenyum tipis, dia maju selangkah demi selangkah mendekati Varel membuat sang empu mundur.

"Apa yang kau lakukan?"Varel ingin pergi tapi Randy malah meletakkan tangannya di dinding dan mengurungnya sekarang.

"Rel, sebenernya gua juga mau ngomong sama elu. Mungkin ini udah terlambat tapi gua rasa ini waktu yang tepat dan nggak akan ada yang nganggu."

"Kau ini kenapa? Pergilah!"Varel ingin melepaskan diri dari Randy tapi tetap saja Randy lebih cepat mengukung Varel saat ini.

"Belum dulu ya elah! Gua belom ngomong ini, nanti dulu perginya!"Randy berdecak."Nggak ada romantis-romantisnya kalo kayak gini! Emang si Varel ini bikin gemes aja!"

Randy menghela nafas sejenak."Mungkin terlambat ngasih tahunya, tapi setelah ini pasti elu akan seneng. Gua udah terima elu jadi pacar gua, keknya perjuangan elu nggak sia-sia, Rel. Gua akhirnya sadar kalo gua suka sama elu. Mungkin pertamanya gua nggak sadar, tapi saat kita berdua. Gua ngerasa ada yang nggak beres sama hati gua dan setelah gua cari tahu. Emang bener kalo gua suka sama elu. Seorang Varel temen ponakan gua sendiri. Emang umur kita beda dan elu juga tahu kalo kita juga beda, tapi gua akan coba hubungan ini."

Ia memegang wajah Varel."Gua udah terima. Gua udah terima cinta lu Varel."

Varel hanya bisa terdiam mendengar ucapan panjang yang di lontarkan oleh Randy ini.

Baiklah, mungkin kesalahpahaman ini sudah jauh."Aku tidak menyukaimu! Yang aku suka Tera! Aku ..."

Varel bertambah tercengang saat Randy malah menciumnya. Ada apa dengan orang gila ini, kenapa berani sekali melakukan itu padanya.

"Emmm ... lepas!"

Randy memegang tangan Varel ke atas kepalanya. Dia bertambah memperdalam ciuman mereka."Ikut aja, elo nggak bisa? Akan gua ajarin."

"Kau ... gila!"

"Iya, Rel. Gua tergila-gila sama elo. Elo yang udah baut gua gila. Dan elo harus tanggung jawab karena udah buat gua jadi gini." Randy kembali mencium Varel dan masih memegang tangannya.

Mereka berjalan mundur ke dalam kamar.

Varel menampar wajah Randy sekali membuat Randy tercengang."Kau gula! Sialan! Tidak punya otak! Aku sudah mengatakan jika aku tidak menyukaimu! Kenapa kau malah melakukan ini padaku! Sial menjijikan!" Ia mengelap bibirnya dengan kasar.

Ini kedua kalinya Randy melakukan hal yang gila dan tidak masuk di akal. Bibirnya ini hanya untuk orang yang dia cintai, bukan seorang bajingan bodoh seperti Randy.

Lebih baik dia pergi saja dari sini dari pada harus bersama orang gila seperti Randy ini.

Randy yang masih tercengang kembali tersadar."Gila, gua di tampar cok! Katanya kalo orang ngambek gini kudu di paksa kan, si Varel pasti marah sama gua karena gua telat banget ngasih jawaban. Gua harus bujuk dia. Oke Randy. Minggu si Varel suka mainnya kasar."

Melihat Varel yang sudah ingin menuju ke arah pintu, Randy segera mengejarnya dan kembali menciumnya."Maafin gua, tapi kali ini gua akan bales perasaan elo, Rel. Gua nggak akan nyia-nyiain hati elo lagi."

"Apa ... yang ..." Varel tak bisa bernapas saat ini karena Randy benar-benar gila."Brengsek!"

"Ya, gua bener-bener brengsek karena udah nolak elo, Ran. Gua nyesel dan gua akan buat elo jadi satu-satunya milik gua, mungkin kita akan susah dapet restu dari kak Epa. Tapi nanti gua akan bujuk kak Epa agar dia bisa ngerti."

Randy sudah memikirkan hal ini dan dia juga tidak akan menyerah jika Epa  tidak merestui mereka nanti. Karena dia sudah menentukan jawaban maka dari itu dia juga harus siap mempertanggungjawabkan apa yang dia lakukan.

"Kau gila!"


Vote →Comment →Follow

ALIEN (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang