Tujuh
Aqueena dan kawan-kawannya sedang bersenda gurau di warkas mereka. 15 menit istirahat tidak cukup kalau mereka sudah di persatukan.
"Lo tau gak hewan apa yang paling kasihan di muka bumi ini?" tanya Monalisa pada teman-temannya.
"Lo nanya siapa?" Natassha menyerngitkan dahinya.
"Nanya nyamuk! Ya nanya lo semua lah begok."
Natassha membulatkan mulutnya menjadi bentuk "O".
"Emang hewan apa?" tanya Bianca.
"Gue nanya kok lo nanyak balik?" Monalisa melotot.
"Nyamuk ya?" tanya Nanda.
"Nggaakk, bukan." kata Monalisa menggelengkan kepalanya.
"Ikan?" tanya Prilie. Monalisa juga menggeleng.
"Babi." kata Ginny. Monalisa menggeleng.
"Anjing." Caitlin menimpali.
"Bukan." sahut Monalisa lagi. Carissa menggelengkan kepalanya tanda tak tahu.
"Nyerah." kata Aqueena pasrah.
"Jawabannya ayam." ucap Monalisa.
"Loh kok ayam?" Prilie menaikkan alisnya satu.
"Iya eek, lo pikir aja coba, waktu masih belum lahir diapai? Digoreng. Hidupnya, dikurung. Udah gede, dipotong. Badannya? Dimasak. Apa kamu kuat jadi dia?" Monalisa berkaca-kaca.
"Eeeekkkk!!" Nanda menjitak kepala Monalisa dan alhasil mereka jitak-jitakan.
"Cait!" teriak seorang cowok pada Caitlin. Mereka bersembilan kontak melihat bersamaan ke arah cowok yang memanggil Caitlin. "Wee wee seloo," ucap Cowok itu.
"Loh, Ed ngapain?" tanya Carissa.
"Ngapain lo?!" tanya Caitlin sedikit keras.
"Lo nanti jangan pulang dulu ya, ada yang mau kenalan sama lo," kata Edward.
"Sekarang aja gabisa? Gue punya jadwal meeting."
"Enggak, dia gak satu sekolah sama kita,"
"Cieeee...cieee Caitlin punya kecengan cieee," teriak Prilie heboh.
"Akhirnyaa, Caitlin ada yang nyewa. Thanks God," kata Aqueena melipat tangannya seperti orang berdoa.
"Dah Gurlz!" kata Edward melambaikan tangannya. Dia pun pergi dari hadapan mereka.
Kringgg ...kring
"Anjrit lah, cepat amat bel nya," omel Nanda.
Mereka berjalan ke kelas dengan santai. Lagipula, guru-guru belum keluar dari ruang guru. Terlihat 3 orang adek kelas mereka sedang melihat ke arah mereka seperti sedang membicarakan sesuatu.
Aqueena memelototi tiga junior itu. Mereka menundukkan kepalanya."Lo bicarai kita, gue gibang pala lo!" teriak Prilie. Tiga junior tadi berlari ke kelas mereka.
"Gue nggak ngerti salah kita dimana." ucap Nanda mendramatisir.
***
Aqueena membolak-balik buku agamanya dengan malas. Daritadi Pak Marco menjelaskan panjang lebar dan dia tidak tahu apa-apa saja yang dijelaskan guru itu.
"Liat deh, bagus kan yang Leo buat." kata Nanda. Dia memberi kertas yang ada lukisan itu pada Aqueena. Aqueena mendongakkan kepalanya. Dia mengambil kertas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Do it Better [completed]
Teen FictionSiapa sih yang tidak mengenal Aqueena Reicheneder? Ingat namanya baik-baik. Gadis cantik penyuka segala hal tentang Bad Boy yang punya hobby nge-stalk mantan, cuci mata lihat cowok ganteng, menjadi troublemaker di sekolahnya dan satu lagi, tidur! Ke...