#44

9.4K 732 9
                                    

AQUEENA POV

Sekarang udah jam 5 sore. Tinggal 2 jam lagi dari waktu yang udah ditentukan Nico untuk memulai acara ulangtahunnya yang ke 17 itu. Gue berpikir sejenak, ada untungnya juga gue ikut ke acara itu. Nico, sekelas dengan Yezreel, itu berarti Yezreel juga akan ada disana. Dan juga, Nico sekelas dengan Reingard. Gue jadi bisa menjalankan rencana gue. Walaupun sepenuhnya gue belum tentu yakin, tapi gue harus bisa membuat Yezreel kembali ke gue apapun caranya. Terkesan seperti agresif, tapi demi mengejar cinta sejati? Apapun gue lakuin deh.

Gue tahu, lo pasti bilang gue cewek bodoh.

Lah emang.

Gue tau kok, Reingard bukan cowo baik-baik buat gue nantinya. Tapi, santai. Gue udah merancang sesuatu yang begitu terancang. Selain untuk membalas perbuatan Reinghard kemarin-kemarin, gue juga bisa membalas Yezreel karena udah membuat gue cemburu setengah mampus waktu dia pacaran sama Gabie. Kalau dia gak cemburu gimana? Ah, gue yakin kok dia pasti cemburu. Gue bisa liat dari mata Yezreel, kalau sebenarnya.. jauh di lubuk hatinya yang paling dalam dia sangat menginginkan gue.

Ah tai.

Jam lima lebih 15 menit. Gue pikir gak masalah kalau gue mandi sekarang.

Dengan sesuai dugaan, ternyata benar. Tepat keluar dari kamar mandi, jam udah menunjukkan pukul 5 lewat 35 menit. Gue langsung duduk di meja rias setelah menancapkan kabel hair dryer pada saklar, dan gue mulai mengeringkan rambut.

Begitu kering, gue langsung memakai pakaian gue dan memoles wajah gue dengan krim wajah dan bedak tipis. Sentuhan terakhir gue memakai lip balm dan juga parfum. Gak diapa-apain mah, gue juga tetap cantik. Gue kembali beralih pada rambut dan menyisirnya kembali.

Gue beranjak dari bangku meja rias dan mengambil tas selempang gue yang bewarna hitam. Gue memasukkan dompet dan juga ponsel ke dalamnya. Gue berjalan ke arah pintu dan membuka knop nya berniat melangkah ke kamar Gabriel setelahnya.

Kamar Gabriel tertutup. Pasti gak dikunci. Itu mah kebiasaan dia. Eh..

Gue gak jadi membuka kenop pintu Gabriel karena kayaknya Gabriel lagi bicara sama seseorang lewat telepon deh.

"Iya Sayang iya... aku udah mandi kok ih... kamu tuh yang belum.. baunya sampai kesini yankbeb... sini abang mandiin hahaha.... iya iyaa... ih kok tau sih aku belum mandi.... kamu mata-matai aku ya... hehehe ayang aku ini ihh gemes deh....."

Ew, Gabriel menjijikkan. Gue heran, kenapa abang gue yang idiot ini dipuji-puji mahluk cewek di sekolah? Coba aja kalo mereka pacaran sama Gab, apa mereka tahan? Gue aja adeknya ilfeel liat dia pacaran. ALAY LEBAY JABLAY MAKSIMAL!

BRUK!!

"GABRIEL BABI!" pekik gue.

"AQUEENA!!! NGUPING ITU GAK BAIK!!!" teriak Gabriel memandangi gue yang udah tersungkur dengan keadaan posisi menggenaskan.

"Aduh... tolongin gueee.." mohon gue. Kampret momen, disaat lo udah rapi-rapi dan cantik tiba-tiba lo jatuh karena menguping pembicaraan sedikit.

"Gak mau. Lo ngeselin." Gabriel mengendus sebal.

Gue menghela nafas. Gak ada gunanya punya abang gini emang. Dengan lutut yang masih sakit karena berciuman dengan lantai tadi, gue berusaha bangkit.

"Kenapa lo nguping gue?" tanya Gab.

"Tau." Gue segera berbalik meninggalkan Gab di pintu kamarnya sendirian.

Gabriel mengejar gue yang udah sampai di lantai dasar. "Etai, lo mau kemana?"

Bad Boy Do it Better [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang