#18

14.3K 1K 9
                                    

Delapan belas

Aqueena POV

Gue, beserta 5 sobat gila gue- Nanda, Mona, Prilie, Bianca, Caitlin lagi ada di rumah gue.

Natassha, Ginny, Carissa gak ikut karena ada urusan. Natassha nge-date, Ginny les sama Carissa tidur.

Kenapa mereka ada di rumah gue?
1. Karena mereka gak tau pulang kemana kalau udah pulang sekolah (biasanya mereka gak pulang kerumah langsung)
2. Karena mereka mau TP-TP sama abang gue, Gabriel.
3. Karena dirumah gue ada makanan yang bisa memenuhi kebutuhan perut mereka selama 1 tahun
4. Karena rumah gue adem (katanya) tapi gue yakin alasannya karena abang gue lagi

Gue udah maklum sama kerjaan mereka yang gini-gini aja tiap hari.
"IF I WAS YOUR BOYFRIEND I DONT NEVER LET YOU GOOO!!" Teriak Nanda yang lagi asik liat-liat video clip Justin Bieber yang diputarnya di IPhonenya.

"Berisik!" Prilie yang lagi baca novel romance nya merasa terganggu dan menimpuk muka Nanda pake bantal. Nanda terlihat mendengus sebal.

"Kin, gak ada makanan yang lain lagi?" tanya Mona yang asik ngacak-ngacak lemari di atas kulkas gue.

"Gak." jawab gue asal.

"Kin, abang lo mana?" tanya Caitlin.

Gue heran, Caitlin udah punya cowok tapi tetap aja tp-tp sama abang gue.

"Di atas lah, lo kira dia mau gabung sama kita?" Gue memutar bola mata gue.

Tiba-tiba, Gabriel memunculkan batang hidungnya juga. Hm, panjang umur banget ya, baru aja di bicarai. Dia datang bukan untuk gabung sama kami para cewe, tapi Dia sepertinya mau kelayapan sama teman-temannya. Lihat aja gayanya, lebih ganteng dari Justin Bieber. Pakai baju hitam polos yang menurut gue macho banget, pake celana yang dikendorin dikit-entah buat apa, dan tindik berlian di telinganya itu nampak sekali.

Gue juga kadang heran, guru gak sadar atau apa makanya Gabriel gak pernah ketahuan kalau dia pake tindik?

Dia menenteng jaket kulit hitam di lengan kirinya dan kunci motor di tangan kirinya yang digoyang-goyangkannya menghasilkan suara gemerincing.

Iya, Gabriel pake gantungan kunci. Gue heran aja, gapapa sih sebenernya pake gantungan. Masalahnya sekarang, gantungan kunci Gabriel itu bingkai kecil foto kak Selena yang dikasih bolongan di atasnya. Yaampun, apa dia se-alay itu?

Sekejap, semua teman-teman gue yang lagi di rumah dengan cepat mengalihkan pandangan mereka kepada Gabriel. Gabriel menyerngit heran. Dia ngehampiri gue yang lagi tidur-tiduran di sofa empuk.

"Eh, dek-" panggilnya.

"Hm," gue cuma berdehem sambil ngelihat dia.

"Nyokap ada nelfon lo gak?"

"Kagak."

"Oke." Gabriel melangkahkan kakinya hendak keluar.

"Ehhhh tunggu!" gue mengubah posisi tidur gue jadi duduk. Langkah Gabriel berhenti. Dia mengangkat alisnya seakan bertanya- apa.

"Lo mau kemana?" tanya gue.

"Ya keluar lah, masa gue cowo dirumah yang isinya cewe-cewe? Mau gue hamil?"

Tawa teman-teman gila gue meledak. Otak abang gue emang rada sinting kadang.

"Yakali lo yang hamil, yang ada lo yang ngehamilin!" sahut gue cekikikan.

"Hm." Gabriel cuma balas dengan dehaman.

"Hati-hati yak," ucap gue. Gabriel tampaknya gak memperdulikan kata-kata gue. Anjir! Gue kena kacang!

Bad Boy Do it Better [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang