Pagi-pagi sekali Reinghard berangkat ke sekolahnya, membuat ayahnya bingung. Tapi, karena satu alasan akhirnya Riyan mempercayai anak semata wayangnya itu. Akhirnya, Reinghard sampai di depan rumah itu.
Rumah itu terlihat tenang, seperti tidak banyak kegiatan yang terjadi di dalamnya. tenntu saja karena hari masih terlalu pagi untuk memulai aktivitas. Setelah mematikan mesin mobilnya, ia turun dan berjalan mendekati pintu rumah tersebut. Ia menekan tombol bel yang tertempel di samping pintu. Tak lama, seorang wanita berambut pirang karena di cat menyambutnya dengan senyum.
"Eh, Nak Reinghard,"
Reinghard tersenyum, "Hai Tante, selamat pagi."
"Selamat pagi, Reing. Udah lama kamu gak kesini, tante kangen tau," ucap wanita itu ramah.
Reinghard tersenyum penuh kemenangan, "Aku mau jemput Kina, tan, boleh gak?"
"Boleh kok, boleh banget malah. Nanti tante bilangin sama Gab, biar dia berangkatnya sama kamu aja," kata Alicia.
"Makasih tan, eh iya, Aqueena belum bangun?"
"Udah kok, lagi mandi. Tunggu aja ya, Nak."sahut Alicia, "Kamu sudah makan? Mari makan dulu,"
"Eh, gak usah tante. Aku udah sarapan tadi sama Papa,"
"Yaudah," Alicia tersenyum, "Tante tinggal ya?"
Reinghard mengangguk seraya tersenyum penuh arti.
Setelah lewat 30 menit, Aqueena belum menunjukkan batang hidungnya di depan Reinghard. Reinghard sesekali menggerutu kecil, namun dirinya harus tetap sabar.
Tak lama, orang yang di tunggu datang juga. Ia benar-benar terkejut akan kehadiran orang ini. Aqueena membulatkan matanya dan mengerjap beberapa kali.
"LO-"
"Gak baik marah pagi-pagi, nanti cepet tua lho," ucap Reinghard memotong.
"NGAPAIN LO DISINI!?" pekik Aqueena.
"Nungguin elo biar kita berangkat bareng,"
"GAK PERLU!" teriaknya lagi. Tiba-tiba ibunya, Alicia datang dari arah dapur karena suara Aqueena sampai ke dapur.
"Nak Reinghard nganter kamu hari ini, Kina." Sahut ibunya.
"MOM!" sergahnya, "Kina-"
"Kenapa? Kok kamu kayak gak senang?" tanya Alicia menyerngitkan dahi.
"Aku sama Gabriel aja, Mom."
"Biar Kina sama Gab aja, Mom. Ayok, dek." Sahut Gabriel tiba-tiba muncul. Ibunya tidak mengerti apa yang terjadi diantara anak-anak nya ini. setahunya, Gabriel dan Reinghard baik-baik saja.
"Yaudah, tante. Gak apa-apa kok." Kata Reinghard tersenyum samar.
"Gak bisa! Kamu udah dari jam 6 disini, nungguin Kina. Kamu harus berangkat bareng Kina," Alicia bersikukuh.
"Mom, lebih baik Kina sama Gab aja," saran Gabriel.
"Gak, kamu pergi sendiri aja. Kina?" Alicia menatap Aqueena dengan tatapan penuh arti. Aqueena hanya bisa mendengus pasrah dan menurut perintah ibunya dengan berat hati.
Aqueena pun berjalan keluar dari rumahnya hingga sampai ke halaman depan.
"Kin, sama gue ajalah ayok," kata Gabriel melirik mobilnya.
Reinghard memandang Gabriel dengan senyum meremehkan. "Yuk, Kin." Reinghard menarik lengan Aqueena agar masuk ke mobilnya. Alicia tersenyum ketika Reinghard pamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Do it Better [completed]
Teen FictionSiapa sih yang tidak mengenal Aqueena Reicheneder? Ingat namanya baik-baik. Gadis cantik penyuka segala hal tentang Bad Boy yang punya hobby nge-stalk mantan, cuci mata lihat cowok ganteng, menjadi troublemaker di sekolahnya dan satu lagi, tidur! Ke...