Dua puluh
Aqueena POV
Beberapa bulan terakhir ini, gue hampir sama sekali nggak pernah bicara sama Yezreel. Gue gak tau kenapa ini bisa kayak gini. Apa coba salah gue?
Ini udah bulan September. 2 hari lagi ulang tahun gue. Tanggal 13 September. Dan masih belum ada tanda-tanda dari Yezreel bakal balik lagi ke gue. Padahal, gue berharap banget di tanggal 13 nanti, Yezreel ngajak gue balikan. Haha, gak mungkin ya.
Sampai sekarang aja, dia gak mau natap mata gue. Gak mau lihat gue. Gak mau berpapasan sama gue. Gak mau bicara sama gue. Pokoknya, dia menghindar dari gue. Dan gue gak tau alasannya kenapa.
"Kin!" seseorang menepuk jidat gue seenaknya. Gue kaget. Oh, ternyata Alex.
"Ck, kenapa sih?" terdengar sarkastik.
"Lo mikirin apa sih? Akhir-akhir ini lo kok gak banyak gerak gitu?"
"Gak kok." ucap gue berbohong. Gue kira cuma gue yang rasain itu. Ternyata, Alex merhatiin gue juga ya.
"Hmm.. Yaudah. Kalo gitu gue punya pertanyaan sama lo, tapi lo bisa jawab nya gak?" nada bicara Alex seolah-olah ingin bicara serius. Sekarang gue antusias dengan apa yang hendak dikatakannya.
"Kin, itu di papan, darimana sih dapat tangen 37°?" tanyanya menyerngit.
Anjrit.
Dada gue mencelos. Padahal gue udah agak berharap gitu. Rupanya dia nanyain tentang pelajaran fisika. Gue mendadak gugup. Dan sekarang gue kayak kehabisan kata-kata untul bicara.
Jujur, gue daritadi gak dengerin Pak Rudy nerangin. Tapi, gue gak mau dianggap cewek lemah dimata Alex.Alex daritadi merhatiin mata gue. Ini nih gue gasuka kalo orang udah liat mata gue.
Gue jadi suka gugup."Ngg- itu.. Itu dicari dulu cos nya deh."
Alex menjauhkan wajahnya tapi tetap menoleh ke arah gue.
"Lo gugup ya sama gue?" katanya sambil mengerling. Dia mengangkat-angkat alis kirinya.
Gue nonjok pipinya, walaupun pelan.
"Ih! Apaan sih! Gak." gue memalingkan wajah gue ke depan. Gue merasa kayak ada nyangkut-nyangkut gitu di hati gue.
Sumpah nih ya, Alex memang nomor 1 nya kalo ngegoda-goda gue.
"Alah, gak usah boong. Kok gugup sih?" tanya Alex. Dia mencolek-colek daguku. Dan seketika hati gue mulai meleleh. Gue persis kayak cacing kepanasan yang salah tingkah. Lo bayangin aja sendiri.
"Enggak kok, gue cuma gatau aja mau jawab apa sama lo. Kan gue gak dengerin Pak Rudy daritadi." gue bohong lagi.
"Ck, kan lo bisa tinggal bilang kalo lo gak tau. Gak usah sok-sok tau makanya.." Alex menyengir kecil.
"Hm." gue cuma berdehem ria. Gue gak tau lagi mau ngomong apa. Blank. Betul-betul blank.
****
Ini jam istirahat ke-dua. Gue memilih untuk tinggal di kelas daripada ke kantin. Gue gak tahan kalau udah ngeliat Yezreel disana bareng teman-temannya. Kayak ada pahit-pahit tai ayam gitu.
Di kelas rame. Berbagai populasi ada disini. Dari orang-orang ambisius sampai bokepers.
Biasanya orang-orang ambisius duduknya di barisan paling depan. Dan orang-orang yang nakal-nakal di belakang. Dan gue termasuk orang yang nakal itu."Yere, utang lo bayar!" perintah gue. Yeremia si tukang pembuat hoax guru-gak-masuk dan si tukang hutang. Udah 1 bulan dia minjem uang ke gue dan belom dibayar sampe sekarang. Nih anak pura-pura lupa atau apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Do it Better [completed]
Teen FictionSiapa sih yang tidak mengenal Aqueena Reicheneder? Ingat namanya baik-baik. Gadis cantik penyuka segala hal tentang Bad Boy yang punya hobby nge-stalk mantan, cuci mata lihat cowok ganteng, menjadi troublemaker di sekolahnya dan satu lagi, tidur! Ke...