#21

11.7K 959 14
                                    

Dua puluh satu

"Kin, lo nanti pulang bareng siapa?"

Cus.
Hati gue mencelos kayak gue lagi naik rollercoaster yang lagi turun ke bawah.

"Ha?"

Bodoh nya gue. Kok kayak orang gila gitu ya gue ngejawab? sumpah gue gak tau mau bilang apa kalo kayak gini. Nafas gue jadi gak beraturan.

"Lo gak usah gugup gitu kalo ngomong sama gue." Alex berkata santai. Ni anak emang PD ketinggian kali ya.

"Siapa yang gugup?" tanya gue. Gue mencoba betul-betul santai.

"Lo."

"Gak. Apaan sih?" gue ngedorong badan Alex menjauh. Dia terkekeh.

"Nanti bareng gue, yuk! Temeni gue beliin sesuatu buat pacar gue, gimana?"

Yang tadinya gue terbang-terbang di langit cinta, tiba-tiba gue jatuh ke dalam jurang yang penuh kodok. What the hell?!

Kok tiba-tiba gue jadi sakit hati?

Perasaan apa lagi ini, ya Tuhan..

Gue melongo macem orang idiot. Alex tertawa ngacak-ngacak rambut gue.
"Lo cemburu?"

Hah?

"Enggak!!" gue melotot. Nampak banget emang kalo gue rada kesel gitu?

"Gue cuma kaget aja lo emang punya pacar? Gue kira lo homo."

"Gak lah, gue ganteng dan gue normal. Sebenernya gak pacar sih, calon pacar haha gue mau nembak."

Lagi-lagi hati gue kayak di tusuk pisau. Apa iya gue cemburu? Trus perasaan gue ke Yezreel gimana dong?

"Nembak siapa? Kapan? Dimana lo nembak? Yakin lo nembak?" tanya gue kepo. Gue penasaran emang, tapi nih mulut gabisa berhenti ngomong.

"Rahasia dong." Alex memeletkan lidahnya, lalu mengedipkan satu matanya. How cute.

"Temeni ya?" Alex memohon dan gue bisa lihat  matanya berkaca-kaca. Yakali, gue bisa nolak. Sebenernya gue males karna milihin sesuatu buat orang yang sama sekali gak penting dan gue gak kenal.

"Hm."

"Aqueena baik banget deh."

"Hm."

Gue memasang muka datar. Sedatar-datarnya. Gue dengan berat hati menerima ajakan itu.
10 menit lagi bel pulang, gue harus buru-buru nyatet materi agama yang di terangkan pak Marco. Sementara Alex, dia lebih memilih memainkan ponselnya. Gue intip dikit-dikit. Hm, keliatan sih. Kayaknya lagi chat, entah sama siapa, kayaknya sama gebetannya itu.

Ah, itu kan urusan dia sih. Males banget gue kepo.

****

"Coba anggep lo jadi pacar gue gitu, lo mau dikasih apa?"

Gue gak bisa bayangin lo jadi pacar gue masalahnya.

Gue mikir-mikir. Natap langit-langit memang bisa menginspirasi.

"Gue milih ini, ini, ini, ini, itu, yang sana, yang ini, yang itu." ucap gue menunjuk 4 baju, 1 rok pendek, 1 boneka sebesar gue malah lebih tinggi, 1 coklat chungky bar 1kg, sama sepatu yang ada di toko etalase di mall itu.

Alex menganga ngeliat gue. Dia pasti mikir cewek itu ribet, banyak maunya.

"Gak. Gue boong." gue berkata datar. Emang iya, gue emang boong. Gue emang gak pernah minta dikasih apa-apa kalo diginiin pacar.

Bad Boy Do it Better [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang