#33

13.8K 939 25
                                    

AQUEENA POV

Tahun ini adalah tahun semester genap. Puncak dimana anak sekolahan bakal belajar lebih giat dari semester ganjil. Apalagi anak-anak sekolahan gue. tingkat kerajinan mereka tuh bakal naik 30% di bulan Januari ke Maret. Dan bakal naik drastis 85% di bulan April, dan naik menjadi 90% di bulan Mei. Dan di bulan Juni, ulangan umum tiba, anak-anak sekolahan gue pasti rela gak tidur demi belajar.

Hanya 1 alasan mengapa anak sekolah SMA St. Joseph kayak gitu yaitu, takut tinggal kelas. Gue udah pernah bilang, sekolah ini gak segan-segan untuk memindahkan atau meninggalkan murid sebanyak 48 sekalipun demi kualitas sekolah yang bermutu. Untung gue di posisi aman-aman aja. Ya walaupun gue otaknya pas-pas-an.

Kembali ke topik awal.

Kelas gue, 2 IPA 2. Kelas yang dihuni oleh orang berupa macam dan aneh-aneh. Yaiyalah aneh, wali kelas kelas gue aja guru olahraga. Ya pantes lah anak muridnya sableng. Wali kelasnya gak pernah masuk kelas soalnya.

Jadi ceritanya, hari ini adalah hari dimana wali kelas mengajukan permintaan perombakan bangku. Puji Tuhan dah. 1 semester gue udah semeja sama Alex, bosan juga gue. Alex juga otaknya gak beda jauh ama gue, kapan gue majunya kalo begitu juga? Moga-moga aja Pak Sinaga (eya, wali kelas gue orang batak cuy) mindahin anak pinter gitu ke gue. Biar gue bisa belajar..... sekaligus nyontek.

Kelas masih diam menunggu Pak Sinaga membuat keputusan.

Hening.

Diam.

Hanya ada suara nafas.

"Aqueena, kamu pindah ke bangku nomor 2 dari belakang. Duduk bersama Joshua. Nilai kimia kamu perlu diperbaiki. Bapak harap semenjak duduk bersama Joshua kamu bisa berubah."

Berubah menjadi apa, Pak? Avatar the legend of Aang?

Gue mengangguk. Gue membereskan segala barang-barang gue. sampah gue di laci gue biarin, biar mampus tuh orang yang duduk di bangku gue.

"Yah, elo pindah ga asik banget," kata Alex dengan wajah memelas.

"Ya elah, jarak 1 bangku doang gila."

"Tetap aja lo ga berada di sisi gue lagi."

"PRET!"

Gue melangkah ke depan. Yola yang duduk bersama Joshua sebelumnya keluar dari bangkunya dan berpindah tempat ke tempat gue. Untung lah si Joshua ini temen gue pas SMP tapi baru di kelas 2 SMA ini sih gue sekelas bareng dia. Otaknya encer banget di pelajaran eksakta.

"Nanda duduk dengan Gilbert." Kata Pak Sinaga lagi. Nanda pasti mendumel sekarang. Yaiyalah, demi apa coba dia dibuat jadi pasangan meja sama si Gilbert. Badan Nanda sekecil semut, dan si Gilbert segede gajah.

"Jadi udah kan semuanya? Ada yang keberatan? Kalau ada bisa dilapor ke saya."

Tidak ada jawaban. Fix, tempat duduk gue yang baru.

"Eh Jos, lo udah nonton film terbaru si Tory Black?" Ronald, orang yang ada di depan gue membalikkan badannya ke arah gue dan Joshua. Tory Black? Kaya pernah denger gue.

"Yang mana? Gue nontonnya pas dia di adegan kolam renang." Jawab Joshua antusias. Gue cuma cengo, mereka ngomongin apa sih?

"Ah ga main lo. Lo liat aja, gede banget itunya bro." Ronald seketika melirik gue dan menutup mulutnya. Gue jadi makin yakin, pembicaraan mereka emang ada yang gak beres.

"Idiot, lo ngomong jangan depan cewe!"

"Eh iya, gue kemaren nonton American Pie, ahahaha gila anjir cewenya gila banget. Lo nonton coba Jos," sahut Ronald tidak memperdulikan kata Joshua.

Bad Boy Do it Better [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang