Tujuh belas
Aqueena POV
"Aqueena?"
Gue rasa ada seseorang yang barusan manggil gue, dan kayaknya gue gak asing sama suaranya.
Gue lagi-lagi pengen menjatuhkan diri dari lantai 10 perusahaan bokap gue.Kenapa gue ga mikir dari awal untuk datang ke pesta ini. Gue kenapa sebodoh ini sih? Ya pasti kalau sepupu Alex ulang tahun, jelas juga kalau Vera-sepupu Alex, sepupu Yezreel juga! Dasar bego, bego, bego!
Gue masang tampang seidiot-idiotnya di depan Yezreel. "Ha? Ha? Iy..iya?"
Mata Yezreel daritadi tak lepas dari gue dan Alex. Dia memperhatikan kami, dan gue yakin sedetai-detailnya.Yezreel menatap tajam Alex dan dia beranjak pergi tanpa mengeluarkan kata-kata. Gue cuma bisa lihat punggungnya berlapis jas hitam emas itu sampe gak keliatan lagi. Alex hanya terkekeh kecil. Kenapa lagi ini anak ketawa?
"Yuk, ke dalam." ajak Alex. Gue cuma mengangguk pasrah, dan Alex dengan bebasnya narik tangan gue. Intinya, gue lagi gak tau mau ngelakuin apa. Dan gue betul-betul paham, Yezreel lagi marah sama gue.
Dan gue, terlalu kePedean karna apa? Ya karna Yezreel bukan siapa-siapa gue walaupun dia udah bilang dia kangen gue kemaren, kenapa gue bisa sePeDe ini menganggap kalo Yezreel cemburu?Ha? Kok gue nggak jelas gini sih?
Gue daritadi cuma diam. Alex ngoceh daritadi aja gue gak dengerin apa-apa. Penyesalan. Iya, gue nyesal banget. Kenapa gue datang ke acara ini, bareng Alex pula!
"Kin.." Alex manggil gue. Gue menoleh. "Apa?"
"Pulang yuk."
Oke. Ini kalimat yang gue tunggu-tunggu daritadi. Udah jam 11 malam. Gue pasti kena begal sama akang Gabriel di rumah. "Yaudah yuk, gue juga ngantuk."
Selama di dalam mobil, suasana jadi hening gitu. Entah apa yang terjadi, gue betul-betul lagi gak mau mikirin apa yang terjadi. Pikiran gue saat ini hanya Yezreel. Dia manggil gue, dan pergi gitu aja? Oh no. Gue betul-betul nyesal lagi-lagi.
"Woi.." Gue terkejut dengar Alex yang ngelambai-lambain jari-jari tangannya di depan muka gue.
"Yaelah Kina, daritadi gue panggilin. Lo ngayal apa sih? Ini rumah lo daritadi udah nyampe!" Alex ngomel lucu juga ya.
Gue ngelihat ke samping gue. Eh iya, benar. Ini rumah gue.
"Oh iya, gue masuk ya." gue nyengir aja deh, gue gak tau ngebilang apa lagi sama si curut yang ngajakin gue tadi.
Gue ngebuka pintu mobil Alex dan beranjak turun. Alex nahan tangan gue.Bukan ftv.
"Kenapa Lex?" tanya gue. Yaiyalah gue nanya! Udah jelas-jelas ada tanda tanya.
"Ehm, makasih ya Kin. Lo udah mau nemani gue." kata Alex tersenyum. Womak! Senyumanya itu kok tiba-tiba buat gue meleleh gini ya?
Ups! Gak! Gak boleh mikirin aneh-aneh.
"Eh, iya. Sama-sama, gue masuk ya? Hati-hati ya pulangnya. Jangan ngebut." gue mendadak ingin narik kata-kata gue barusan. Gue tadi bilang apa?! Kenapa ini mulut kurang ajar banget refleks ngomong kaya gitu ke Alex, sih? Gue nutup mulut gue. Dan Alex tertawa.
Maz, ketawanya maz, jangan tawa dong maz. Dede kaga tahan!"Hahaha, lo kok nutup mulut sih? Biasa aja kali. Iyaiya, masuk gih, dadahh.." ucap Alex. Gue keluar dari mobilnya dan ngelambai-lambai ke arah mobil.
Aduh, gue salah tingkah. Mati gue mati.
"Gimana?"
Gue terkejut lagi. Astaga, ni orang suka banget deh ngejutin. Gabriel udah nunggu di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Do it Better [completed]
Teen FictionSiapa sih yang tidak mengenal Aqueena Reicheneder? Ingat namanya baik-baik. Gadis cantik penyuka segala hal tentang Bad Boy yang punya hobby nge-stalk mantan, cuci mata lihat cowok ganteng, menjadi troublemaker di sekolahnya dan satu lagi, tidur! Ke...