Yezreel, Jared, Lucas dan Edward berjalan bersama menelusuri koridor kantin yang agak lengang. Sisa-sisa pesta semalam masih mereka rasakan. Mereka memasuki kantin. Dan pagi ini tidak terlalu ramai. Mereka lalu duduk di tempat biasa mereka duduk, lalu Edward kembali bangkit berdiri setelah meletakkan ransel kecil yang ia bawa kemana-mana itu di sebelah Jared. "Gue coklat panas." Edward menyerukan pesanannya, bermaksud titip- sekalian. Jared melirik yang lain, selain Jared tentunya. Raut wajahnya seolah berkata 'lo-pesan-apa?'
"Burger."
"Milkshake coklat."
"Susu."
"HAH?" ketiga nya selain Yezreel berseru.
"Sejak kapan lo suka minum susu?!" pekik Jared dengan suara cemprengnya.
"Sejak negara api menyerang." Jawab Yezreel asal. Jared mendengus sebal. Setelah Yezreel menyebutkan pesanannya, Jared meninggalkan meja menuju konter kantin. Sementara ketiga pria tampan yang duduk di meja itu, tampak bodoh karena hanya diam begitu saja layaknya orang idiot. Mereka tidak memiliki bahan perbincangan apapun, bahkan pesta besar semalam tidak terpikirkan oleh mereka. Well, belum.
yang sedari tadi melamun layaknya kambing congek beralih memandang sahabatnya yang bersurai pirang itu. Lucas langsung mengangkat alisnya ke atas, menorehkan kebingungan di wajahnya yang tampan itu.
Beberapa saat kemudian, Jared datang membawa nampan berisi lima gelas di atasnya. Karena dia bukan pelayan, tentu saja lelaki tampan yang hobi berenang itu tidak menurunkan pesanan teman-temannya. Ia hanya meletakkan nampannya di tengah-tengah, dan membiarkan teman-temannya mengambil pesanannya yang sudah dibawakannya. Lelaki itu mengambil soft drinkanya dari atas nampan, dan menyeruput minumannya lewat sedotan kaku yang panjang berwarna orange.
"Lo gak bales dendam, Yez?" Jared menyahut begitu saja. Seolah ia tahu topic apa saja yang sedang dibahas teman-temannya. Padahal mereka sama sekali belum membuat topik.
"Bales dendam apa? gak ada yang cari masalah sama kita." Yezreel menaikkan alisnya selama sepersekian detik saat mendengar kata-kata Jared. Lelaki bersurai spike itu tidak mengerti dengan sahabatnya itu.
"You were the biggest loser yesterday, man!" ucap Jared memutar matanya malas. Tentu saja, bagaimana bisa lelaki setampan Yezreel kehilangan otaknya? Tapi Yezreel hanya melipat dahinya semakin bingung.
"Kenapa lo bilang kayak gitu?"
Jared membungkuk, merapat pada meja. Tangannya bergerak seperti 'ayo', lelaki itu mengumpulkan teman-temannya untuk merapat, mempersempit jarak mereka. Sontak semua membungkuk, merapat pada meja, dan kepala mereka begitu dekat. "Come on boys, mikir dong!" Jared memulai pidatonya, sedikit berbisik, namun penuh penekanan.
Semua memandangnya bingung, bahkan tak hanya Yezreel kali ini. "Lo ngomong apa sih?" Lucas menimpali, karena sejujurnya, ia merasa paling tidak mengerti di antara yang lain. Padahal, sama saja.
"Think about it. Lo rela ngelihat Kina sama Reinghard segitu dekatnya semalam? Lo rela Kina ketawa-ketawa bareng musuh lo? Hah?!"
"Gila!" seru Lucas dan Edward tidak mengerti. Mereka berdua menarik diri dari rangkulan Jared. "Kalian ngomong apa sih?!" pekik Lucas.
"Lo mah taunya pacaran mulu!" geram Jared. "Semalam Reinghard nyuri start lagi buat deketin Ibu negara, jing!"
Lucas semakin bingung, "Maksudnya?"
Jared dan Yezreel menghela nafas. Ternyata otak lemot Natassha berpindah ke Lucas semenjak pacaran.
"Udalah, gak usah ikut-ikutan kalau lemot!" balas Jared.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Do it Better [completed]
Teen FictionSiapa sih yang tidak mengenal Aqueena Reicheneder? Ingat namanya baik-baik. Gadis cantik penyuka segala hal tentang Bad Boy yang punya hobby nge-stalk mantan, cuci mata lihat cowok ganteng, menjadi troublemaker di sekolahnya dan satu lagi, tidur! Ke...