#47 - ENDING

15K 954 82
                                    

Lelaki dengan surai spike itu termangu memandang kosong kantin. Ia tidak memiliki apa yang disebut sebagai 'semangat'. Hidupnya benar-benar berubah semenjak pernyataannya perasaannya pada Aqueena minggu lalu. Hatinya hancur. Untuk kali ini, ia bisa mencintai dengan sesempurna itu. Tapi kenapa ia bahkan tak bisa meraihnya? Kejadian di kamar rumah Lucas kembali berputar ulang, seolah sengaja ditampilkan untuk mengingatkannya bagaimana luka itu tercipta.

"Apa?" Aqueena terlihat tidak memercayai kata-katanya barusan, dan memutuskan untuk menajamkan pendengarannya, takut-takut jika ia salah dengar.

"Gue masih sayang sama lo, Kina. Gue masih cinta sama lo. Don't you get it?" Yezreel sedikit mengerang frustasi. Ia tidak tahu harus mengucapkannya bagaimana, dan rasanya ia tidak bisa sabar untuk mengucapkan itu, dan mendengar apa yang akan Aqueena katakan padanya. Ia yakin, Aqueena masih memiliki perasaan yang sama terhadapnya.

"Ya."

"Yeah, whatever. Sekarang, lo jawab apa?" Yezreel mendadak terkejut, karena Aqueena bangkit berdiri. Gadis itu beranjak melangkah ke arah pintu.

"Tunggu, Kin! What are you doin'? You don't even answer my question." Reflek, Yezreel mencekal tangan itu, dan ikut berdiri. Ia tidak mengerti, dimana masalahnya sekarang? Dimana kesalahannya?

Aqueena kian tergesa, "Gue gak bisa, Yel."

"What?!" Lelaki itu tampak percaya, mengucap kata itu begitu terkejut dan sedikit marah. "Maksud lo apasih, Kin? Gue jatuh cinta sama lo! Lo udah buat gue jatuh! Hal tersulit yang pernah terjadi dalam hidup gue. Selama ini gue membentengi diri gue dengan baik, dan lo datang, merubuhkannya gitu aja. Dan ini akhir dari semuanya?" Yezreel menyusul, mengejar Aqueena yang kini mulai beranjak meninggalkan kamarnya. Pertengkaran mereka mendapat sedikit sorotan oleh teman-teman Yezreel yang kebetulan sedang di dalam rumah.

Mereka kini menuruni anak tangga, dan Yezreel mengejarnya. "Say something!" Lelaki itu menyahut lagi, berusaha memancing gadis yang tengah disusulnya untuk membuka suara.

Begitu mereka tiba anak terakhir di lantai dasar rumah Lucas, Aqueena memutar tubuhnya, menghadapi sepasang iris hijau laut yang mengkilat marah, kecewa, terkejut, dan terluka. Aqueena menarik nafasnya dalam-dalam, memegang jemari Yezreel, menatapi jari-jari itu, lantas kembali memandang mata yang selama ini membuatnya merasakan cinta.

"Hal tersulit lo bilang? Kalo lo cinta sama gue, kenapa lo pacaran sama Gabie, Yel? Kenapa lo berusaha membuat gue cemburu? Kenapa lo gak mikirin perasaan gue? Lo seenaknya pergi, macari cewek lain, terus lo kembali ke gue? Lo gak tau gimana sakit hatinya gue, lo gak tau! Dan satu lagi, gue udah gak cinta sama lo!" Kalimat itu lantas membuat Yezreel membatu. Ia tidak bisa bereaksi. Otot-ototnya mendadak kaku, dan ia sudah seperti patung Sphinx sekarang. Berdiri di tempatnya tanpa bisa melakukan apapun. Bergerak saja sulit. Oh, jangankan bergerak. Bernafas saja, Yezreel mendadak lupa bagaimana caranya. Ia hanya bisa melihat gadis itu berlalu dari hadapannya, entah kemana, lalu mendadak lewat di hadapannya lagi. Ya, hanya lewat. Beberapa detik kemudian, pendengarannya yang tajam bisa mendengar bahwa sebuah mobil baru saja melaju. Dan ia bisa meyakini bahwa mobil itu dikendarai oleh Aqueena.

"Lo gak bisa gini terus, Man." Jared baru saja menepuk bahunya, menyadarkannya dari luka hatinya. Ya, dari kejadian yang membuat hatinya tak berbentuk. Kali ini Jared tidak terlihat cengengesan seperti biasanya. Ia ikut simpati pada keadaan sahabatnya yang sedang galau parah.

"Lo gak coba ngehubungin dia aja?" Edward menyahut sambil menyodorkan pada Yezreel coke. "Minum dulu. Dunia tetap berputar sekalipun elo patah hati."

Bad Boy Do it Better [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang