#30

12.8K 955 10
                                    

Tiga puluh

"WELCOME HOME MOMMY AND DADDY!!" teriak gue kenceng.
"Kina!" pekik mama gue sewaktu turun dari mobil. Gue berlari ke pelukan mama dan papa gue dan meluk mereka sekenceng-kencengnya.
Gue kangen banget sama mereka.

"Hai tante, hai om," ucap Reinghard. Dia nyengir sok kegantengan tapi emang ganteng.

"Eh, Reinghard. Kamu udah gede ya sekarang, padahal dulu kamu masih tante gendong-gendong hehehe," Mama melepas pelukan gue dan mencium kiri-kanan pipi Reinghard.

"Gimana di Bali, Reing?" Papa merangkul pundak Reinghard seraya berjalan masuk ke rumah.

"Ya gitu deh om, biasa aja heheh,"

"Mam, tasnya diletakin dimana ini?" teriak Gabriel dari luar.

"Di kamar mama aja,"

Setelah berkumpul dan membagikan oleh-oleh dari Aussie, gue berjalan ke kamar dan meninggalkan Gabriel, Reinghard dan bonyok gue di ruang tamu. Gue segera ngasih kabar ke teman-teman gue kalo bos besar udah balik. Dan hasilnya apa? Mereka nagih oleh-oleh sama gue.
Gak terasa, gak lebih dari 1 minggu lagi udah masuk sekolah aja. Mengingat kata sekolah, gue bergidik ngeri. Malah udah masuk ke semester 2 lagi, astaga. Hidup gue kayaknya bakalan lebih hancur lagi di semester genap nanti. Pelajaran makin sulit dan gue sampe sekarang belum bisa dapet prestasi apa-apa di bidang akademik. Kemana otak gue yang dulu ya Tuhan?

Alexander: Kin, lo dimana?

Loh, Alex nge-iM gue? Ngapain nih bocah tiba-tiba nanya gue dimana ya?

Aqueena: Humz. Np?

Tak berapa lagi, balasan dari Alex datang.

Alexander: anjrot, makin hari makin alay lu.

Aqueena: gw mls ngetik

Alexander: keluar yuk, gimana?

Aqueena: kmn?

Alexander: ntar dipikirin deh. Gue jemput ya

Aqueena: ok

Gue menyerngitkan kening gue. Udah 1 minggu gue gak ketemu Alex. Gue pikir ini aneh. Dulu, gue suka sama dia sampe-sampe hubungan gue dan Yezreel rusak. Nah, sekarang dia suka sama gue, gue udah gak ngerasain apa-apa lagi, malah gue nganggep dia sahabat gue.

Gue mengganti baju gue dengan celana putih ripped jeans dan kaos putih biasa dibalut dengan kardigan hitam gue. Gue gak suka yang ribet-ribet. Gue menyambar tas selempang kecil yang ada di atas meja.

Klakson mobil di luar rumah gue berbunyi 3 kali. Nah, itu pasti si Alex dah. Gue melongok ke arah balkon kamar dan mendapati mobil jazz hitam di depan rumah. Gue segera melangkah ke bawah. Kalo dipikir-pikir ini semacam kencan gak sih?

"Mau kemana lo?" Gabriel mengangkat kepalanya melihat gue yang turun dari tangga. Reinghard juga mendongak. Dia lagi main domino sama Reinghard.

"Away from you." gue mengambil converse hitam putih dari rak sepatu gue yang ada disebelah lemari pajangan wine dan minuman keras lainnya.

"Wow. Not even goodbye?" Gabriel mengangkat alisnya.

"Not even goodbye." Gue selesai memakai sepatu gue dan langsung melengos pergi dari rumah.

Gue langsung masuk ke dalam mobil Alex. Alex menginjak pedal gasnya dan mobil itu melaju gesit di jalanan.

"Tumben ngajak keluar," buka gue seraya menghidupkan Cd-player di mobil nya.

Bad Boy Do it Better [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang