#36

11.7K 920 28
                                    

Sunday Morning

Aqueena membuka kelopak matanya dengan malas. Teriakan jam weker di kamarnya membuatnya menghempaskan benda mungil itu ke lantai. Lalu, gadis itu mengubah posisinya menjadi duduk di atas nakas dan mengucek matanya dengan malas seraya menguap sesekali.

Terdengar pintu kamarnya yang dibuka tiba-tiba. Kemudian, muncul lah kepala Gabriel yang sudah menyembul dari balik pintu. "Bangun lo, kebo. Udah hampir jam 10, cepet mandi atau lo ditinggal."

Aqueena memandang abangnya itu dengan bingung, "Emang mau kemana?"

"dumm*, it's Sunday! Apa lo lupa kalo setiap hari Minggu itu ngapain?" kata Gabriel memutar matanya. Aqueena menggaruk kepalanya malas. "Iya-iya, udah lo keluar sana."

"Ke ruang makan ya," Gabriel menutup kembali pintu kamar Aqueena. Yang terdengar dari kamarnya sekarang hanyalah derap langkah kaki yang lama-kelamaan menghilang. Aqueena menghela nafasnya. Ia melirik ke arah jam dinding kamar sekali lagi, lalu bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk bersiap-siap.

***

"Semuanya udah siap?" terdengar suara Alicia sedikit berteriak dari dalam mobil yang mesinnya sudah menyala.

Gabriel telah selesai memakai sepatu nya lalu masuk ke kursi samping kemudi. Ia merapikan kemejanya, mulai dari kerah sampai ke pergelangan lengan. Sedetik kemudian, keluarlah Aqueena mengenakan dress simpel selutut bewarna putih dengan sprinkle berbalik untuk mengunci pintu rumah mereka. Setelah selesai, ia buru-buru berlari mendekati mobil. Dan ia masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang.

"Dasar, putri solo!" gerutu Gabriel.

Kemudian, Alicia menginjak pedal gas mobilnya pelan-pelan agar mobil itu berjalan.

***

"Semoga rahmat Allah yang Maha Kuasa melindungi diri kita, mengampuni dosa kita, dan membawa kita ke dalam hidup yang benar. Amin." Kata Pak Pendeta memakai jubah putih dengan lambang salib di depannya dan disampingnya ada lambang Alpha dan Omega.

Kemudian umat bernyanyi, "Amin, Amin, Amin."

Aqueena baru saja selesai menjalani serangkaian ibadah dalam gereja. Setelah bersalaman mengucapkan selamat hari Minggu dengan orang di sekitarnya, ia lalu keluar dari dalam gereja.

Seorang berkemeja putih dengan dasi hitam di kerahnya tampaknya sudah melihat keberadaan gadis itu sekarang membuat senyumnya sedikit terangkat. Orang itu lalu berjalan keluar dengan cepat lalu berbelok ke kiri. Kemudian, ia mencekal sikut seoraang gadis, Aqueena.

"Hai, selamat hari minggu." Tukasnya sambil tersenyum. Aqueena yang sedang berdiri langsung mundur ke belakang sembari menoleh kepada orang yang memegang lengannya. Ia menelan ludahnya, karena tak tahu harus berkata apa.

Kemudian datanglah seorang cowok berkemeja flannel merah langsung merangkul pundak Aqueena. Ia menyeringai pada cowok berkemeja putih itu.

"Reing, jangan pernah ganggu adek gue." katanya datar lalu membawa Aqueena dari tempat itu. Namun langkah mereka kemudian terhenti karena Reinghard mencengkeram bahu Gabriel.

"Lo gak berhak ngatur gue." katanya mendengus.

"She is my sister, so gue berhak untuk ngelarang elo untuk nggak gangguin Kina." Gabriel menepis tangan Reinghard yang berada di bahunya. "Touch her, and you will die." Katanya penuh penekanan.

***

Aqueena menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi jok mobilnya. Sekarang ia berganti posisi dengan Gabriel. Aueena duduk di samping Alicia yang mengemudi. Sedangkan Gabriel duduk di belakang dengan earphone kecil yang menyumbat telinganya itu sedang asik bermain dengan ponselnya sambil tersenyum sesekali.

Bad Boy Do it Better [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang