03 • Secretly in Love

21.2K 1.6K 717
                                    

I'm lucky I'm in love with my best friend.
Lucky to have been where I have been

EXILE

"Bintang!"

"Woi minggir!"

"Mana Bintang?"

Keisha dan Rara memasuki ruang UKS dengan tergesa-gesa dan langsung menghampiri Langit yang tengah duduk di samping ranjang.

"Astaga."

Keisha menutup mulutnya, tidak percaya melihat Bintang terbaring tak sadarkan diri di hadapannya.

Suara langkah tergesa-gesa yang berusaha menyelinap di antara kerumunan siswa-siswi di luar UKS pun kembali terdengar. Raden, Ale dan Rangga tiba. Sedangkan Gian masih berusaha mengusir adik-adik kelasnya yang menghalangi jalan untuk masuk ke dalam UKS.

"Air panas-air panas."

"Woi, minggir dong!"

"Misi, gue mau masuk."

Gian datang dengan napas yang ngos-ngosan. "Kenapa bisa pingsan, Lang?"

"Dia emang demam dari kemaren," jawab Langit.

"Terus?"

Kali ini Keisha yang menjawab. "Ngotot mau masuk sekolah."

"Kok lo gak ngelarang dia buat gak masuk sekolah?" tanya Ale.

"Tadi pagi dia maksa gue buat nganterin ke sekolah. Demamnya emang udah turun. Tapi gue gak tau kalo bakalan parah lagi sekarang," jawab Langit. Helaan napas terdengar dari mulut Raden.

Merasakan pergerakan jari-jari Bintang di antara selipan jari-jarinya, Langit lantas menoleh, memusatkan fokus sepenuhnya pada cewe itu. Teman-temannya pun ikut mengalihkan perhatiannya kepada Bintang.

Perlahan tapi pasti, Bintang membuka matanya. Mengerjap-erjap, cewe itu berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk. Setelah matanya dapat menangkap potret di hadapannya dengan benar, Bintang menengok ke kanan dan kiri. Alisnya bertaut mendapati teman-temannya berdiri mengelilinginya.

"Minum dulu, Bin," tawar Rara sambil menyodorkan gelas berisi air mineral. Bintang menerima dan meneguknya singkat.

"Kok pada di sini?" tanya Bintang setelah kerongkongannya tak lagi kering dan mendapati suaranya kembali.

"Lo pingsan," jawab Langit.

Bintang melotot kaget. Ia menggerakkan kepala, mencari jam dinding untuk mengetahui pukul berapa saat ini. Seakan mengerti apa yang Bintang cari, Rangga pun angkat bicara.

"Sekarang jam satu kalo lo bertanya-tanya."

Mendengar itu, keterkejutan Bintang kembali bertambah. "Gue pingsan sejam gitu?"

"Lebih sebenernya," koreksi Ale.

Bintang menghela napas. Tidak mau merepotkan orang lain dan merasa dirinya telah membaik sehingga dapat kembali beraktivitas, ia pun mencoba untuk berdiri.

EXILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang