🎵
I'm stuck in the friendzone again and again• EXILE •
BINTANG berdiri. Ia melepas ikatan rambutnya yang mulai mengendur sejak beberapa menit yang lalu. Meraup seluruh rambutnya, Bintang pun mengikat ulang sebelum merapikannya. Sebagai sentuhan terakhir, ia mengambil beberapa anak rambut yang berada di bagian samping wajahnya dan membiarkannya tergerai tanpa ikut terikat.
"Nomor Absen 5, Bintang Casso ... cassopa. Waduh, susah kali nama kau ya," gerutu Pak Samosir sembari menggaruk tengguknya yang tidak gatal.
Gelak tawa pun terdengar. Reaksi bermacam-macam pun terlihat dari beberapa murid yang duduk menunggu giliran di pinggir lapangan.
"Cassopa apaan coba, Pak."
"Suka kocak nih Bapak."
"Mulut aja bisa typo. Keren, Pak. Salut saya."
Gelak tawa itu pun mengeras ketika berbagai celetukan terdengar.
"Cassiopeia, Pak," seru Bintang di sela tawanya.
"Nah, itu lah ya. Kau maju sini. Giliran kau sekarang."
Pak Samosir menggerakkan tangannya seakan menyuruh untuk menghampiri. Bintang pun berdiri dan mengambil salah satu bola basket yang ada di lapangan.
"Coba lay up shoot," instruksi Pak Samosir.
Bintang mengangguk. Ia memegang bolanya kuat-kuat sebelum melakukan apa yang diinstruksikan.
Pak Samosir tampak tercengang. "Apa-apaan kau itu. Tenaganya saja tidak ada. Ulangi!"
Bintang memutar bola mata sebelum berjalan dengan gontai. Setelah merasa siap, ia segera men-dribble bola dan melakukan shooting yang pastinya sangat jauh dari kata benar.
"Waduh Bintang ini. Shooting tak bisa. Langkah kaki saat lay up pun salah. Belajar apa kau selama ini sampai salah satunya pun tak kau kuasai. Kembali ke tempat! Belajar lagi sama teman kau."
Bintang mengembuskan napas kasar. Ia pun berjalan menuju ring yang sedang tak terpakai. Setelah sampai, Bintang mencoba kembali teknik yang diperintahkan Pak Samosir.
Namun lagi-lagi bola tersebut tidak masuk. Jangankan masuk, mencapai ring saja tidak.
"Bukan gitu cara shooting yang baik dan benar."
Bintang menoleh. Decakan keluar ketika bola tersebut direbut. "Balikin bolanya!"
"Lo lupa kalo sahabat lo ini kapten basket?"
"Bukan lupa. Emang gak mau inget."
Langit tidak menghiraukan. "Nah, karena gue kapten basket yang murah hati, gue bakal ngajarin lo sampe lo bisa."
"Gak mau. Males gue diajarin lo." Bintang kembali mencoba merebut bola basket itu. "Langit, balikin bolanya!"
"Mau dapet nilai bagus gak?"
"Mau."
"Ya udah diem. Gue tunjukkin caranya," perintah Langit. Bintang pun menghela napas sebelum mengangguk pasrah.
Tanpa berlama-lama, Langit berjalan menjauh untuk menciptakan ruang yang cukup. Ia memantulkan bola basketnya sebelum melakukan shooting yang pastinya masuk dengan sempurna ke dalam ring. Seakan mempunyai karisma tersendiri, Langit sukses mengundang tatapan memuja dari para siswi yang kebetulan melewatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXILE
Teen Fiction#3 in teenfiction (21/06/19) Menghabiskan hampir lima belas tahun dengan perempuan yang sama lagi dan lagi? Bagi Altair Langit Alderado, melihat kehebohan Bintang bukan sesuatu yang mengejutkan. Memergoki kecerobohan Bintang pun tak mempan membuat...