15.1 • Kidnap

12.7K 832 256
                                    

• EXILE •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


EXILE

"Halo Nona Bintang Cassiopeia Ruby."

Suara berat dan dalam menyambut Bintang. Seakan menjadi pelengkap, senyum miring berhasil menciptakan suasana mencekam yang dapat langsung dirasakan tepat di detik pertama ia membuka mata.

"Bener kan itu nama lo?" tanya cowo itu.

Bintang mendengus. "Lepasin gue!"

Sedetik setelahnya, tawa meremehkan terdengar menggema di seluruh sudut ruangan. Seketika sorotan mata itu menggelap dengan manik yang menghunus tajam mata Bintang.

Dengan sisa keberanian dan kekuatan yang ada, Bintang berontak. Ia berusaha melepaskan diri dari lilitan tali di sekujur tubuhnya. Menyadari telah membuang tenaga untuk sesuatu yang sia-sia, Bintang pun menghela napas kasar. Kepalanya terangkat ketika suara tawa menyebalkan kembali menerobos indera penderangannya.

"Ngapain? Mau kabur? Menurut lo semudah itu?" Pertanyaan dengan nada meremehkan itu diakhiri tepuk tangan yang cukup keras. "Cantik-cantik tapi bego."

Bintang mendesis. Tangannya terkepal kuat hampir bergetar. Sebagai pelampiasan amarah sekaligus respon tubuhnya terhadap kejahatan yang dilakukan cowo di hadapannya, lantas Bintang berteriak kencang beharap ada yang mendengar dan datang menyelamatkannya.

Panik akan reaksi tidak terduga tersebut, Dirga refleks menutup mulut Bintang membuat cewe itu meronta gila-gilaan. Tangan mungil Bintang meraih apa pun yang hingga berhenti tepat di puncak kepala Dirga.

Dengan penuh emosi, Bintang menarik rambut Dirga membuat cowo itu mengaduh kesakitan. Ia pun melepaskan tangannya dari mulut Bintang.

"Brutal banget lo!" bentak Dirga.

"Lo lebih brutal!" balas Bintang tidak mau kalah.

"Cewe gila."

"Gila ngomong gila."

Satu alis Dirga terangkat. "Lo ngatain gue gila?"

"Iya!" Bintang melemparkan tatapan seakan menantang ke arah Dirga.

"Gue cowo gila, kata lo?" ulang Dirga.

Suara gesekan kaki dengan semen pun terdengar. Dirga melangkahkan kakinya mendekat. Semakin dekat dan dekat hingga berhenti tepat di hadapan Bintang. Membungkukkan badan, Dirga pun menundukkan kepalanya agar sejajar dengan wajah Bintang yang terikat-duduk di hadapannya.

Melihat sepercik sorot ketakutan dari bola mata Bintang, seringaian puas pun terbit di bibir Dirga. Perlahan tangannya bergerak naik meraih dagu Bintang, memaksa cewe itu untuk menatapnya.

"Kalo gue cowo gila, apa kabar sahabat lo? Apa kabar cowo brengsek dan gak tau diri itu!" bentak Dirga.

Dilemparkan dagu Bintang ke samping dengan kasar. Cewe itu tak dapat menahan keterkejutannya. Napasnya bergerak tidak teratur.

EXILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang