If you could see that I'm the one who understands you
Been here all along, so why can't you see?• EXILE •
SETELAH persiapan yang cukup lama dan melelahkan, akhirnya acara pentas seni SMA Aksara pun dilaksanakan. Pentas seni yang diadakan di lapangan dekat sekolah ini bersifat umum sehingga siswa-siswi yang berasal dari luar sekolah pun diperbolehkan untuk datang. Tentu dengan membayar tiket masuk.
"Untuk divisi sponsorship, tolong satu orang handle stand. Ganti."
"Test. Photobooth butuh satu meja sama satu kursi. Ganti."
"Bintang tamu udah check sound semua 'kan?"
Teriakan para panitia baik secara langsung maupun melalui walkie talkie seakan meramaikan detik-detik dibukanya pentas seni yang tinggal menghitung menit.
Bintang sebagai sekretaris umum pun tak hanya diam. Ia ikut membantu teman seangkatan dan adik kelasnya dalam mempersiapkan acara.
"Bin."
Panggilan seseorang diikuti tepukan pada bahu membuat Bintang refleks menoleh ke belakang.
"Iya?"
"Boleh tolong jaga bintang tamu dulu, gak? LO-nya lagi ngomong sama anak keamanan."
Bintang mengangguk sambil mengacungkan jempol. "Siap."
Setelah mengatakan itu, Bintang segera berjalan menuju tenda bintang tamu. Setelah bertanya perihal sesuatu yang dibutuhkan dan dibalas gelengan kepala oleh sang manager, Bintang mengangguk sopan dan keluar dari tenda tersebut.
Sembari menunggu sang liasion organizer atau LO, Bintang memutuskan untuk mengerjakan pekerjaannya sebagai sekretaris.
"Sori lama, tadi ada urusan sama perlap."
Mendengar suara yang berasal dari sampingnya, Bintang refleks menoleh. Ia terbelakak ketika mendapati bahwa Langitlah sumber suara tersebut. Menetralkan ekspresi, Bintang pun berdeham pelan.
"Gak apa-apa. Santai."
"Lo udah lama?" tanya Langit berbasa-basi.
"Belum lama kok." Bintang tersenyum kaku. "Kalo gitu gue duluan dulu ya."
Bintang pun berlalu setelah mendapati anggukan dari cowo di hadapannya. Namun belum sampai tiga langkah, panggilan cowo itu membuat Bintang menghentikan langkahnya.
"Kenapa?" tanya Bintang setelah menoleh ke belakang.
Langit terdiam sejenak memperhatikan wajah cewe yang berada beberapa langkah di depannya.
"Kalo capek, istirahat. Jangan dipaksain. Jangan lupa makan juga. Kalo lo pingsan kan yang lain juga yang bakal repot," ucap Langit dengan datar.
Setelah mengatakan itu, cowo itu kembali masuk ke tenda bintang tamu untuk entah apa Bintang pun tak tahu. Mungkin si bintang tamu butuh sesuatu.
Namun bukan itu fokus Bintang saat ini.
Ucapan yang entah kapan terakhir kali ia dengar itulah yang membuat sesuatu dalam diri Bintang tergerak dan meloncat kegirangan.
•••
Acara berjalan dengan sukses dan lancar. Bintang tamu pecah. Penonton pun ramai. Tiket masuk terjual habis. Stand makanan ludes, tak jauh berbeda dengan stand sponsor. Lelah yang dirasakan para panitia berbulan-bulan sebelum acara pun terbayarkan melihat suksesnya acara serta kesan baik dari para penonton yang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXILE
Teen Fiction#3 in teenfiction (21/06/19) Menghabiskan hampir lima belas tahun dengan perempuan yang sama lagi dan lagi? Bagi Altair Langit Alderado, melihat kehebohan Bintang bukan sesuatu yang mengejutkan. Memergoki kecerobohan Bintang pun tak mempan membuat...