05.1 • Worried

19.1K 1.2K 429
                                    

HAL pertama yang dilakukan para siswa dan siswi normal ketika mengetahui bahwa akan dilaksanakan rapat program kerja guru sehingga kegiatan belajar mengajar ditiadakan dan para siswa diperkenankan untuk pulang pastinya adalah berteriak kegirangan.

Begitu pula dengan kelas Bintang saat ini, atau lebih tepatnya seluruh kelas. Teriakan dari berbagai kelas membuat SMA Aksara menjadi sangat gaduh dan heboh hingga guru piket pun turun tangan.

"Semuanya diam!"

Perlahan tapi pasti, teriakan heboh tersebut mereda hingga akhirnya benar-benar hilang.

"Sekarang rapikan barang-barang kalian. Ingat, tetap tertib! Ibu tidak mau mendengar kegaduhan lagi."

"Iya, Bu," seru para murid disertai anggukan.

Sedetik setelah sang guru piket keluar dari kelas, suasana kelas kembali gaduh seakan tidak peduli dengan teguran tersebut.

"Kapan lagi coba Aksara pulang cepet kaya gini? Biasanya mau segabut apapun, tetep aja kita ditahan di sekolah."

Celetukan Keisha membuat Bintang menoleh sebelum mengangguk setuju.

"Kayanya si Juminten abis ketiban durian runtuh, makanya dibikin perayaan," sahut Bintang menyebut nama kepala sekolah mereka.

"Atau abis menang pelelangan cewe perawan seksi buat ngegantiin istrinya yang suka gak pulang-pulang," timpal Keisha.

Bintang mengangguk seraya tertawa lepas. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Juminten, kepala sekolah SMA Aksara adalah seorang pria yang sangat cabul dan suka menggoda murid perempuan. Bahkan saat pengarahan di lapangan, Juminten menunjuk murid perempuan tercantik di angkatannya untuk maju ke depan dan dengan tidak tahu malunya mengelus-elus kepalanya.

Mungkin bagi sebagian orang yang tidak mengenal seorang Juminten, hal tersebut adalah sesuatu yang lumrah. Seperti penyaluran kasih sayang dari bapak ke anak. Namun bagi siswa-siswi SMA Aksara, hal seperti ini tentu saja mengundang tatapan tercengang sekaligus sahutan menggoda dari para murid laki-laki.

"Ke mana kita hari ini? Lo gak mungkin pulang kan, Bin. Kapan lagi coba jam sebelas udah pulang?" tanya Keisha.

"Ya enggak lah." Bintang memutar bola mata. "Kemang, mau?"

Keisha mengangguk antusias. "Ke Rara dulu."

Bintang mengangguk. Tepat setelah ia berjalan menuju pintu kelas, ponselnya berdenting menandakan notifikasi yang masuk.

Langit bawel
Lo ke mana? Jangan jauh-jauh, nanti ribet kalo ilang

Bintang
Kemang doang elah

Langit bawel
Pulang jamber?

Bintang
Gak tau

Langit bawel
Jangan malem-malem

Bintang
Ya kali ke kemang cuma sampe sore, apa rasa

Langit bawel
Maksimal jam 7

Bintang
'Minimal' jam 7

Melihat tidak ada lagi balasan, Bintang pun mengantongkan ponsel di saku roknya. Namun belum sampai tiga detik, ponselnya kembali berdering.

Incoming LINE Call from Langit bawel ....

EXILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang