Typo bertebaran di mana - mana...!!
Sebelumnya gue bakal kasih sedikit bocoran..
Kalian masih ingat dengan cerita "DEMI CINTA " kan. ?
Ingat dengan cerita tentang ke dua orang tua Keynal kan ?
Nah kurang lebih alur nya akan seperti itu.
Dengan karater tokoh utama mengambil karakter dari kisah kedua orang tuanya.
Tapi dengan tokoh yang tentu saja VeNal.. hehehSemoga kalian pada suka sih..
Dengan cerita ini, kalian bisa tau kisah atau cerita atau perjuangan dari ke dua orang tau Keynal untuk bersama.
Semoga pada ngerti deh..
☆☆☆☆
DOR.. DOR... DOR..
DOR.. DOR...
Suara tembakan terus saling saut satu sama lain. Di bawah rintikan hujan beberapa langkah kaki terdengar menghentak dengan tanah cukup cepat.
Tap tap tap
Tap tap tap tap
"Hah.. hah.. hah.. "
"Kalian ke sana, " seru seorang pria gagah dengan sebuah pistol di tangannya. Dengan tatapan jeli dan tajam. Dalam heningan malam dan derasnya hujan.
Beberapa mobil polisi lengkap dengan sirinenya.
"Baik kapten " jawab anak buahnya dengan kompak.
Lalu kelompok polisi itu pun mulai berpencar memasuki permukiman kumuh.Di tempat yang sama, di tengah pemukiman kumuh. Terlihat dua orang pria dengan hujan membasahi mereka.
Terlihat berlari bersama.Tap tap tap tap tap tap
Tap tap tap tap..
"Hah hah.. hah.. hah.. " ke duanya berhenti bersembunyi di balik tembok. Dengan nafas yang tidak teratur.
"Rish.. loe lari ke ujung sana, di mana kita parkir mobil, kita ketemu di dekat hutan, " ujar pria yang mengenakan kemeja kota - kota hitam merah yang tidak di kancing. Pada pria yang menggunakan jaket kulit.
"Trus gimana dengan Dido sialan itu ?" Tanya pria yang di panggil Rish. Pria satunya lagi tampak menatap nyalang pada jalanan di depannya.
"Dia urusan gue, loe tunggu gue di sana "ujar pria itu dengan mantap dan mata elang yang seolah siap membunuh siapa pun.
"Oke! " jawab temannya itu. Lalu berbalik dan hendak melangkah. Tapi terhenti. Dia berbalik dan menatap lekat dan penuh harap pada teman nya itu.
"Gue bakal tunggu sampai loe muncul Key "
Pria yang di panggil Key itu menatap balik pada temannya itu. Lalu menyunggingkan senyum sinis nya."Pasti !! " ucapnya dengan mantap. Kemudian temannya itu berbalik dan berlari se kencang mungkin. Pria itu pun berlari ke arah yang berlawanan.
Pria itu terus berlari secepat mungkin. Menembus hutan yang gelap. Tapi dia berlari seolah tidak ada kesulitan dengan penerangan yang nyaris tidak ada.
Srek srek srek
Srek krek srek
Suara gesekan daun atau batang yang mengahalangnya tidak sama sekali membuatnya melambatkan larinya.
"Hah .. ha.. ha..hah.. " nafasnya terengah. Dia menghentikan larinya dan bersembunyi di balik pohon besar. Mengusap wajahnya dengan telapak tangannya agar air hujan bisa sedikit berkurang. Tapi percuma, karena hujan masih turun dengan deras.