"Ste...la "
Gumam Veranda pelan bahkan nyaris berbisik. Lalu dia menoleh pada Keynal, melihat reaksi pria di depan nya itu yang terlihat seperti biasa.
"Nal, dia ngapain ke sini ?" Tanya Veranda dengan menyelidik. Keynal hanya mengindikkan bahu nya acuh. Dia bahkan seolah tidak perduli dengan kehadiran Stella.
"Mana aku tau " jawab nya cuek. Lalu ia beralih pada Stella yang berdiri menatap nya dengan tajam. Dengan malas dia melangkah mendekat.
"Ada apa ?"tanya Keynal dengan nada datar. Bahkan suaranya terdengar dingin.
Stella melirik pada Ve sejenak yang berdiri di luar kini dengan menatap keduanya. Lalu kembali beralih pada Keynal yang juga melirik pada Veranda.
"Aku mau ngomong sama kamu " katanya dengan melirik angkuh pada Ve.
Keynal mendesah malas, lalu menatap Stella dengan tatapan yang paling jengah dari nya.
"Gue sibuk, loe gak tau waktu datang jam segini ?" Ujarnya dengan datar. Stella kembali melirik pada Veranda.
"Sebaiknya loe balik gih, gue muak ngeliat loe " lanjutnya lagi dengan kasar. Tentu saja dia sudah muak dengan Stella, perempuan yang sudah membuat nya hampir kehilangan Veranda.Keynal mengabaikan Stella, dia memilih kembali berbalik ke arah Veranda.
"Aku hamil "
Langkah Keynal terhenti.
Veranda membelalakkan matanya kaget sekaligus tersentak mendengar pengakuan Stella. Dia langsung menoleh cepat pada Keynal.Keynal ?
Ia tersenyum tipis, dia sudah memprediksikan ini akan terjadi. Lalu dia kembali berbalik pada Stella.
"Hubungan nya sama gue ?" Tanya Keynal tidak perduli. Stella menatap tidak percaya dengan pertanyaan Keynal.
"Aku hamil Key, aku hamil anak kamu " geram Stella pada Keynal. Membuat laki - laki tegap dan tampan itu terkekeh bahkan tertawa mendengar ucapan Stella.
Veranda masih berdiri membeku. Dia memperhatikan dengan lamat - lamat ekspresi santai yang di tunjukkan Keynal sekarang. Walau hatinya remuk saat Stella mengatakan kalau ia mengandung anak Keynal. Laki - laki yang di cintai nya, yang baru saja melamar nya.
"Anak gue ? Loe yakin itu anak gue ? Bahkan malam itu gue buang di luar. " ujar Keynal dengan santai. Stella mendadak terdiam membeku. Tubuhnya menegang tiba - tiba.
"Jangan coba buat ngancurin diri loe sendiri Stel, jangan merendahkan diri loe sendiri di depan gue, " ujarnya lagi menatap malas pada Stella. Lalu kembali menuju Veranda.
"Kamu masuk gih, besok aku antar ke kantor " ujar Keynal dengan nada datar tapi terdengar perhatian.
Stella mengepal kedua tangan nya dengan kuat. Dalam hati dia sudah menyupah serapah pada keduanya.
"Kalian gak akan bisa tenang Key !!" Geram nya dengan nada penuh ancaman. Keynal hanya menoleh sedikit. Lalu tersenyum penuh kemenangan. Melihat Stella kembali masuk kedalam mobilnya.
"Nal... "
"Jangan ke makan omongan dia, kamu cukup percaya sama aku, semua akan baik - baik saja " sela Keynal sambil tersenyum pada Veranda. Membuat Veranda kembali lega dan tenang sekarang.
"Maaf, aku... " ucapan Keynal terpotong karena Ve sudah menutup mulut Keynal dengan telapak tangan nya.
"Jangan di bahas lagi ya, aku gak mau ngingat hal menyakitkan itu " kata Veranda yang tau kemana Keynal akan mengarahkan topik.
Keynal tersenyum manis , lalu mengangguk. Veranda melepaskan tangan dari mulut Keynal.
"Love you" ucap Keynal dengan tulus. Membuat Veranda tersenyum malu.