Typo bertebaran dimana - mana !!!!
*********************
PLAK !!!Satu tamparan keras mendarat tepat di pipi Farish. Membuat Farish menatap tidak percaya dan marah pada Angkasa.
"Papa nampar aku ?" Tanyanya dengan nada dingin. Ankasa menatap dengan tatapan murka dan juga amarah yang sangat kental.
"Seharusnya papa gak cuma nampar kamu, seharusnya papa menghajar kamu, !" Ucap Angkasa dengan nada geram dan marah.
"Pa.. "
"Kamu tau ? Tindakan bodoh kamu itu akan membawa bencana buat kita!!" Bentak Angkasa pada anak nya itu.
"Mencoba membunuh Keynal, yang kata mu Sahabat kamu. Dan kamu membunuh sahabat kamu sendiri dengan kerja sama dengan musuh ? " bentaknya lagi. "Hebat " ujarnya dengan remeh pada Farish.
"Aku ngelakuin itu demi Stella " ucap Faris memberi alasan.
"Bodoh !" Desis Angkasa membuat Farish semakin emosi dengan satu kata itu.
"Papa sudah bilang sama kamu, papa udah nyuruh kamu buat singkirin gadis itu, tapi kamu malah ikut jatuh dalam pesona gadis itu !" Ucapnya lagi dengan sindiran halus pada Farish."Dan kamu sudah mengangkat bendera perang dengan Hermawan, " lanjut Angkasa lagi membuat Farish tersentak kaget. Dan langsung menunduk dalam.
"Hermawan tidak akan melepaskan mu, kamu tau itu "
Farish terdiam, dia tidak memikirkan dampak akan perbuatan nya. Dia seolah melupakan sesuatu. Yaitu tentang siapa sebenarnya Keynal.
"Om Hermawan gak akan ...."
"Keynal ada di pihak kita karena dia tidak suka dengan ayah nya. Dan itu bukan berarti Ayah nya membencinya. Kamu harus tau kalau darah itu lebih kental dari air " ujar Angkasa duduk di sofa. Sedangkan. Farish menunduk dalam.
"Kamu harus ingat, kalau Key itu anak tunggal, satu - satu nya anak Hermawan. Kamu fikir dia akan diam aja melihat anak nya dibunuh. ""Aku harus bagaimana ? "
Angakasa mendelik malas pada Farish. Dia kemudian menatap pada meja di depan nya.
"Hermawan akan lakuin apapun demi keluarganya " gumam Angakasa seraya memikirkan jalan apa yang akan dia ambil.
Farish hanya bisa bungkam. Dia tau kalau sekarang dia tidak akan lolos kalau papa tidak akan membantunya.
Kali ini dia akan melakukan apapun yang di fikirkan oleh angkasa. Agar dia bisa lolos dari jeratan Hermawan.***
Di rumah sakit.
Terlihat Keynal masih terbaring lemah. Dia masih terlihat pucat dengan perban membaluti kening nya membentuk seperti headband.
Dan perlahan matanya terbuka saat Abby baru masuk kedalam kamar rawat inap nya. Sambil menenteng ponsel nya di tangan.
"By " panggilnya dengan suara parau dan juga pelan. Abby yang samar - samar mendengar dia pun mendekat dan berdiri di samping bansal Keynal.
Keynal membuka alat oksigen nya. Dia memandangi Abby sejenak.
"Eh.. " kaget Abby reflek saat melihat Keynal seperti hendak bangun. Dia bahkan sampai meletakkan asal ponsel nya di atas nakas yang ada di samping bansal Keynal.