Typo bertebaran di mana - mana !!!!
Jangan lupa vote dan comentnya !!!
★★★★★★★★★
Cklek
Pintu berwarna putih itu terdorong dari luar. Keynal dengan langkah tercekat perlahan masuk kedalam ruangan yang memiliki bau obat yang begitu menyengat.
Hati nya langsung mencolos seketika melihat tubuh wanita yang paling di cintai nya terbaring tidak berdaya dengan di penuhi oleh selang - selang yang melekat di hidung dan tangan Ve. Juga alat bantu nafas.Tanpa di komando ia melangkah mendekat. Berdiri tepat di samping bansal Veranda. Tanpa di beri aba - aba air mata nya mengalir begitu saja. Dia merasa hati nya sakit dan dadanya terasa sesak saat melihat Veranda yang terbaring lemah.
Keynal menatap Veranda dengan lekat. Meneliti setiap inci dari Veranda. Bibirnya bergetar menahan isakkan nya.
Ia merasa berubah menjadi pria tidak berdaya sekarang.Ia menekuk lutut nya mensejajar kan tubuh nya dengan bansal. Tangan nya meraih tangan Veranda yang di tempeli infus. Menggenggam nya dengan erat. Di cium nya dengan penuh perasaan.
"Ba..bangun Ve " ucap nya dengan nada suara yang pelan dan bergetar. Bibir nya masih menempel di punggung tangan Veranda. Air matanya menaglir dengan deras kali ini.
"Bangun sayang, " ulang nya lagi dengan di ikuti isakkan nya yang begitu memilukan.
Dia menunduk dalam, isakkan nya terdengar dengan jelas. Bahkan dia sesekali tersedak oleh tangis nya sendiri. Dia benar - benar menangis.***
Kondisi Veranda masih sama. Tidak ada perubahan. Ini sudah tiga hari Veranda tidak sadarkan diri dari koma nya.
Dokter memvonis nya begitu. Dan mereka juga tidak bisa menjamin kapan Ve akan bangun dari komanya.
Tidak ada yang bisa menjamin apa Ve akan bangun atau tidur untuk selama - lama nya.Dan itu membuat Keynal mati rasa seketika. Tubuhnya langsung kaku dan seluruh sendi - sendi nya seolah lumpuh dalam seketika saat mendengar pernyataan dokter kemarin.
Veranda juga sudah di pindahkan ke kamar ICU. Keynal yang seharusnya di jakarta malah selalu terlihat di samping Veranda. Dia terlihat sangat setia menemani Veranda. Hanya beranjak jika ke kamar mandi atau dokter ingin berbicara pada nya.
Mamanya Veranda dan Aaron adik nya bergantian menjaga Veranda. Mengikuti perkembangan Veranda.
Cklek
Pintu kamar ICU di buka dari luar. Masuk lah Aaron yang masih menggunakan seragam sekolahnya.
Dia mendesah lelah saat melihat Keynal duduk di kursi sambil terus menggenggam tangan Veranda. Bibirnya mencium punggung tangan Veranda. Dia bukan tidak tau kalau ada orang. Dia hanya tidak ingin mengalihkan matanya sekarang.
"Huft " desah Aaron.
Lalu ia melangkah masuk kedalam.
Dia sebenarnya juga sedih melihat sang kakak sekarang. Dia juga marah pada siapa pun yang melakukan ini pada kakak nya.
Tapi sekarang yang bisa di lakukan nya hanya berdoa untuk kesembuhan kakaknya.Aaron berdiri di samping Keynal duduk yang belum juga menoleh pada Aaron.
"Hahhh " lagi ia mendesah pelan. Menatap iba pada Keynal yang terlihat kacau sekali.
"Kak, lebih baik kakak istirahat dulu " ujar Aaron pada Keynal.