Typo bertebaran dimana - mana !!!
Jangan lupa vote dan comentnya !!!
*******************************
Pagi - pagi Keynal sudah terlihat merapikan tas ransel nya. Dengan santai dan tenang dia memasukkan pakaian nya kedalam tas ransel besar nya. Lalu mengacingkanya kembali.
"Huft " ia menghembuskan nafas kasar nya sambil menatap kosong ke arah depan. Tepatnya pada kasur yang terlihat sudah rapi.
"Nal.. ' panggilan Ve yang baru datang di ambang pintu membuat Keynal beralih padanya.
"Hm ?" Gumam nya kembali beralih pada tas nya. Dia mulai memakai tas nya sambil berjalan keluar kamar tamu nya itu.
"Kamu belum berangkat ?" Tanya Keynal pada Ve."Bentar lagi " jawab Veranda memandangi Keynal yang sedang berjalan menuju pintu depan rumah nya.
Keduanya berjalan kearah luar pagar rumah Ve. Melangkah menuju tempat di mana Keynal akan tinggal nanti nya.
"Kamu beneran mau tinggal di sini ?" Tanya Ve setelah Keynal membuka pintu kamar kos nya yang baru dan melihat kesekitar.
Menurutnya, tentu kamar ini kecil untuk Keynal. Mengingat bagaimana kamar Keynal di apartemen nya."Kenapa ?" Tanya Keynal menaruh tas nya di atas kasur yang belum memiliki bedcover nya itu.
"Kamar ini setengah dari ukuran kamar kamu lho " ujar Ve berjalan menuju ruang dapur.
"Ini terlalu kecil buat kamu " lanjutnya lagi saat melihat ukuran dapur. Lalu kembali ke depan."Gak papa kok, " jawabnya terlihat sedang mengeluarkan pakaiannya dari dalam tas.
Ve duduk di tepi tempat tidur Keynal.
Dia memandangi kekasihnya yang sedang sedikit membungkuk di sampingnya sedang mengeluarkan isi tas nya itu."Gimana pekerjaan kamu di jakarta ? Kuliah kamu ?" Tanya Veranda hati - hati.
Keynal sempat menhentikan gerakkan tangan nya sejenak. Lalu kembali melanjutkan nya."Aku sudah berhenti " jawabnya santai tanpa menoleh pada Veranda. Dan membuat Veranda menatap heran pada Keynal.
"Maksud..."
"Aaron udah tau semuanya. Aku udah cerita semuanya sama dia" lanjutnya lagi menyela Ve yang hendak mengatakan sesuatu.
"Tentang siapa aku sebenarnya " tambahnya lagi, cukup membuatnya tersentak dan tidak percaya. Keynal menoleh sejenak pada Ve.
Lalu dia mengenyampingkan tasnya sedikit ke sudut lain. Dan ikut duduk di samping Veranda."Ka..kamu bilang semua sama Aaron ? Tentang pekerjaan kamu ?"
Keynal mengangguk menatap Veranda.
"Trus, dia jawab apa ?" Tanya Veranda lagi dengan sedikit gelisah. Sedangkan Keynal menatap tegas pada manik pada Veranda. Membuat Ve semakin gelisah dan takut.
"Dia cuma jawab, akan menarik kamu dari hidupku, menjauhkan kamu dari ku. Jika aku berani menyakiti mu lagi. Dia mengancam ku " ujar Keynal santai dan juga sedikit dongkol sebenarnya.
Mendengar jawaban Keynal membuat Ve menghela nafas leganya. Lalu ia tersenyum lembut pada Keynal.
"Dia sangat sayang pada mu, jadi apa yang harus aku lakukan pada nya ? Dia berani banget ngancam aku, " ujar Keynal menoleh pada Veranda.