Typo bertebaran di mana - mana !!!
"Ada... "
PLAKK
Ve yang melihat bagaimana tamparan keras itu mendarat di pipi Keynal menutup mulut nya kaget.
Keynal hanya tersenyum kecut. Lalu kembali menatap pria itu dengan berani. Ada sedikit cairan merah yang keluar di sudut bibir Keynal."Ini cara anda meluapkan rasa rindu ?" Tanya Keynal dengan sangat dingin. Hermawan, pria itu menatap bengis padanya. Lalu matanya melirik pada belakang Keynal yaitu Veranda yang sedang berdiri dengan cemas pada Keynal.
"Masuk '" ucapnya dengan nada perintah dan tidak terbantahkan. Lalu berbalik berjalan kembali masuk kedalam mobil.
Keynal memandangi dengan tatapan jengah dan tajam. Melirik pada Aryan yang masih menatap iba padanya. Baru hendak melangkah akan ikut, lengan nya di tahan oleh Veranda.
Ia melirik ke arah lengannya. Lalu beralih pada Veranda."Kamu masuk gih, aku masih ada urusan " ucapnya dengan lembut. Juga memberi senyum lembut pada Ve. Seolah berkata kalau semua akan baik - baik saja.
"Om itu siapa ?' Tanya Veranda memandangi Keynal dengan cemas. Satu tangan nya terangkat membersihkan darah di sudut bibir Keynal. Keynal tersenyum lembut.
"Dia papa ku " jawab Keynal dengan lembut. Ve menghentikan gerak tangan nya. Dengan perlahan tangan yang menahan lengan Keynal terlepas. Matanya menatap Keynal dengan tatapan yang begitu dalam.
Keynal kembali memberikan senyum manis nya pada Veranda."Kamu masuk gih, istirahat " ucap Keynal lagi mengusap rambut Veranda dengan sayang.
Sedangkan di dalam mobil Hermawan dan Aryan tidak pernah luput memperhatikan keduanya. Sikap lembut Keynal membuat keduanya sedikit tidak percaya. Keynal yang dikenal mereka entah kemana sekarang. Berganti dengan seorang Keynal yang penuh kasih sayang jika sedang bersama Veranda.
"Pak, apa bapak tega memisahkan mereka ?" Tanya Aryan yang duduk di balik kemudi. Hermawan tidak menjwab. Dia masih terus memperhatikan ke duanya.
Tatapan mata tajam itu dengan perlahan berubah sendu."Dia akan lemah jika bersama gadis itu " jawab Hermawan kini membuang pandangan nya arah lain.
Aku tidak mau anak ku mengalami hal sama dengan ku.
Yaitu cinta menjadi kelemahan.
Cinta akan menghancurkan semuanya, termasuk harga dirinya.Batin Hermawan dengan lirih.
***
"Ck.. Mel.. aku lagi kerja " decak Deva kesal karena Melody terus mengganggu konsentrasi nya yang sedari tadi dengan menusuk - nusuk pipinya.
"Beritahu aku siapa nama nya ?' Tanya Melody. Deva kembali berdecak sambil mendelik pada Melody. Lalu kembali fokus pada laptop nya.
"Dev.. pliss.. " mohon Melody kini.Sejak Melody datang ke kamar nya. Ia terus mendesak Deva agar memberi tau nama Keynal. Dan juga tempat tinggal Keynal. Merayu Deva sedari tadi tidak pernah lelah.
"Dev.. "
"Keynal " jawab Deva kesal marah dan emosi. Hanya saja Melody tidak menyadari itu. Ia hanya mengerutkan dahi nya. Tapi kemudian ia tersenyum.
"Namanya Keynal ?" Deva mengangguk acuh. Melody diam sejenak sambil tersenyum sendiri.
"Dia pacarnya Veranda " ucap Deva menambahkan lagi. Sukses membuat senyum Melody lenyap seketika. Deva yang melihat itu hanya tersenyum kecut.
Begitu mudah ia menyukai pria itu.
Batin Deva dengan lirih.
"Huft.. " Melody menhela nafas berat nya. Wajahnya lesu. Ia pun bangun dari duduknya dan berjalan keluar dari ruang kerja Deva.