Typo bertebaran di mana - mana !!!
Jangan lupa vote dan comentnya !!!!!
*************************************
Di depan ruang tengah, dimana Aaron dan Shani sedang belajar bersama. Aaron terlihat serius sedang menulis sesuatu di bukunya Shani. Sedangkan Shani terlihat sedikit risih atau merasa aneh. Sesekali dia melirik ke ruang tamu. Dimana Deva, Radit dan Keynal duduk dalam diam. Karena ruangan yang tidak ada sekat nya. Hening, di antara mereka bertiga tidak ada yang memulai pembicaraan.
Hanya diam, sambil melirik satu sama lain.
Sibuk dengan fikiran masing - masing, entah apa yang di fikirkan mereka."Sayang " panggil Shani pelan pada Aaron yang terlihat biasa aja dengan situasi yang menurutnya aneh itu.
"Hm ?" Sautnya bergumam tanpa menoleh pada Shani.
Shani mendelik pada kekasihnya itu yang terlihat cuek."Ish.. sa..kit Shan, kamu kok jadi suka nyubit sih " ujar Aaron datar sambil mengusap lengan nya yang di cubit Shani.
"Makanya kalau aku ngomong noleh, jangan cuekin napa " ucapnya dengan nada ngambek dan juga bibir yang cemberut. Membuat Aaron mengulum senyum melihat Shani yang terlihat menggemaskan.
Hanya dengan Shani dia bisa menunjukkan banyak ekspresi nya."Maaf, lagian kamu kenapa sih ? Kata nya mau belajar bareng, tapi dari tadi kamu cuma diem gak ngapa - ngapain " ujar Aaron lagi yang melihat buku - buku yang di bawa Shani tadi masih tertutup belum di buka sama sekali.
Shani hanya menyengir malu mendengar ucapan Aaron. Lalu dia melirik ke arah ruang tamu.Aaron ikut menoleh kebelakangnya di mana ketiganya sedang duduk diam.
Keynal duduk bersandar di sofa sambil menengadah kan kepalanya ke atas. Sambil tangan nya memijit keningnya.Cklek
Mereka semua menoleh kearah suara pintu terbuka. Terlihat Shania keluar dengan pakaian sudah berganti. Dia melempar senyum manis nya pada Aaron dan Shani. Lalu berjalan ke dapur.
Di belakangnya di susul Veranda yang terlihat lebih Fresh dengan menggunakan pakaian santai rumahan. Yaitu celana jins panjang dan kaos rumahan."Kalian mau belajar apa pacaran " sindir Ve menggoda adiknya itu. Shani terlihat salah tingkah, pipinya langsung memerah seketika.
Sedangkan Aaron hanya mendelik pada kakaknya itu.Veranda berjalan kearah ruang tamu. Melihat ketiga nya hanya diam juga membuatnya heran. Bahkan minuman yang di sediakan Aaron masih utuh tidak di minum nya.
"Di minum kak, Pak "ujar Veranda dengan heran. Dia mengambil duduk di samping Keynal.
"Ekhem. " dehem Deva dia pun menuruti ucapan Ve. Dia sendiri juga heran kenapa dia ada di situasi yang aneh ini. Bahkan bukan hanya dia, buat Keynal dan juga Radit.
"Besok, kita ada meeting, jadi saya harap kamu gak telat dan gak bolos gitu aja tanpa pamit. " ujar Deva sedikit menyindir Ve. Ve jadi sedikit salah tingkah di sindir seperti itu."Maaf pak " jawab Veranda pelan dan tidak enak. Pasalnya dia baru bekerja di kantor Deva, tapi sudah melakukan kesalahan.
"Lagian kamu ngapain ke jakarta ? Kenapa gak bilang hm ?" Tanya Radit, kali ini membuat Keynal memicing matanya pada Radit.
"Emm " Ve melirik pada Keynal sebentar lalu kembali pada Radit. " aku dapat kabar kalau Keynal masuk rumah sakit, aku panik dan gak mikir apa - apa lagi " jawab Veranda pelan. Deva dan Radit memicing mata nya pada Keynal. Mulai menyadari kalau pria yang duduk sama Ve itu begitu berarti untuk gadis itu.
"Ekhem.. " lagi Deva berdehem.
"Yaudah, kalau gitu saya pamit, tadi saya datang cuma mau mastiin kalau kamu gak papa " ujar Deva berdiri dari duduk nya. Begitu juga dengan Radit.