24

2.2K 274 36
                                    

Typo bertebaran di mana - mana !!!

*************((*********))********

"Apa ? Pergi ? Kemana ?" Tanya Farish kaget saat Gaby memberitahu kalau Ve sudah pindah.
Dia mendatangi kos Ve, hendak bertemu dengan gadis itu. Tapi dia malah mendapat kabar buruk. Yaitu Ve pergi, tanpa kabar apapun.

"Aku tidak tau kak, soalnya kak Ve tidak bilang apa - apa " jawab Gaby dengan berbohong. Dia terus mengamati Farish yang terlihat gelisah. Juga ada amarah di sana.

"Oke, thanks " ucapnya. Lalu pergi meninggalkan gadis itu

Sepanjang perjalanan ia terus berfikir kemana Ve pergi. Dan harus mencari kamana. Dia tidak terlalu banyak tau tentang gadis itu.

Sampai tujuan nya terarah pada Shania.

"Loe tau kan di mana Ve ?" Tanya Farish saat keduanya bertemu di depan rumah Shania.

"Untuk apa loe nyari dia ? Di suruh sahabat loe hah ?" Tanya Shania dengan nada dingin dan tidak suka.

"Gak ada Shan, gw sendiri yang pengen tau di mana dia, gue gak akan ngasih tau siapapun " ujar Farish menyakin kan. Karena dia sendiri juga tidak akan memberi tau dimana Ve pada sahabatnya itu.

"Sorry, gue gak tau kemana Ve pergi " bohong Shania membuat Farish geram bukan main.

"Loe bohong kan ? Gak mungkin loe gak tau "

"Terserah apa kata loe deh, gue gak tau dimana dia " tutup Shania keras kepala. Lalu dia pergi masuk kedalam rumahnya. Meninggalkan Farish yang masih mendesah lelah.

Dia terlihat putus asa sekarang. Tidak tau harus mencari kemana lagi bidadari itu.

******


Di tempat lain.
Di pagi hari, Veranda terlihat sudah rapi dengan pakaian kerja nya.
Kemarin dia baru saja di terima kerja di salah satu perusahaan di bandung. Dan hari ini , adalah hari pertama dia masuk kerja.

"Kakak mau Aaron antar ?" Tawar Aaron saat mereka sedang sarapan. Veranda menggeleng.

"Gak Ron, lagian kamu harus jemput Shani kan ?"

"Hari ini dia di antar papanya, " jawab Aaron santai. Veranda tersenyum pada adik nya itu.

"Kakak sendiri aja, naik taksi " jawab nya dengan senyum tulus nya. Aaron akhirnya menyerah. Dan dia pun pamit berangkat lebih dulu di banding Veranda.

Di dalam gedung pecakar langit. Veranda keluar dari lift bersama seorang pria matang. Keduanya terlihat sedikit mengobrol. Sambil berjalan menuju sebuah ruangan.

"Nah, Ve ini ruangan pak Deva, dia akan jadi atasan kamu, sekaligus pemilik perusahaan ini " ujar pria yang bernama Anwar padanya. Ve mengangguk paham sambil matanya melihat kerah pintu buram di depan nya.

"Dan ini meja kamu, meja sekertaris nya pak Deva, saya harap kamu betah kerja di sini " ujar Pak Anwar sedikit lesu saat mengatakan hal terakhir. Apalagi dia sampai menghembuskan nafas berat nya.

"Kenapa pak ?" Tanya Veranda penasaran. Pak Anwar mentap Ve sejenak lalu kembali menghela nafas lelah nya.

"Kamu sekertaris pak Deva yang ke lima dalam dua bulan ini, empat setelah kamu memilih keluar, atau Pak Deva memecatnya dengan tega " jawab pak Anwar dengan sedikit khawatir.
Veranda memgernyit heran. Dia bahkan sedikit tidak percaya dengan ucapan pak Anwar barusan.

The Rain (Repost )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang