Part - 16

2.6K 302 5
                                    

Typo bertebaran di mana - mana !!!

Jangan lupa vote dan coment nya !!!

****************

Aku tidak bisa menyembunyikan ke cemasan ku saat tiba - tiba dia menghilang ketika aku selesai sidang skripsi ku.
Saat itu jujur aku marah, mikir dia kabur. Tapi entah kenapa di kala itu juga rasa cemas ku lebih besar. Bahkan saat aku menghubungi nya, tapi tidak aktif. Semakin membuat ku khawatir.

Dan sekarang ? Semua terbukti akan kecemasan ku.

Kini aku bisa melihat dengan jelas kondisi Keynal di depan ku. Wajah yang hampir di penuhi luka lebam. Juga sobekkan di sudut dahi kirinya.
Aku sudah mengobati nya juga memakaikan perban di kepala nya.
Kini aku sedang membalut perban di lengan kirinya, dari lukanya aku tau kalau itu terkena sayatan pisau. Sesekali aku menyeka air mata yang tidak berhenti turun walau sudah berkali - kali aku mengusap nya.
Saat ia hendak menghapus air mata ku, aku menepis tangannya.
Dan akhir nya di diam. Sudah hampir setangah jam, aku mengobati nya. Dan dalam ke adaan membisu.
Terakhir membuka suara saat aku memaksanya kerumah sakit dan dia menolak. Akhirnya aku menyerah.
Dan berlalu ke pantry untuk mengambil kotak P3K berserta isinya.
Sekarang saat aku sedang membaluti perban. Dia hanya diam menatap ku. Aku tau itu, mata itu tidak pernah lepas dari ku sejak aku mengobati nya.
Siapa yang tidak menangis melihat orang yang di cintai terluka parah seperti ini.
Aku bahkan sulit untuk bernafas saat aku melihatnya tadi yang datang dengan langkah terseok. Bahkan tubuh tegap nya sudah di penuhi luka lebam.
Ia duduk di sofa, dengan bertelanjang dada.
Aku sudah mengopres semua luka lebam itu.
Bahkan kapas putih berserakan di atas meja kecil di depan meja.
Aku mengambil gunting, untuk memotong perban dan melengketkan nya dengan plaster obat.
Setelah itu aku memastikan perbannya terbalut dengan rapi.
Mengusap kembali air mata ku, baru setelah itu aku mendongak padanya.

Ya Tuhan !..

Apa yang membuat nya separah ini ?

"Aku baik - baik aja Ve " ucap nya. Entah sudah berapa kali dia menghafalkan kalimat itu pada ku.
Itu menurut nya, tidak untuk ku.
Aku termasuk orang paling benci dengan kekerasan.
Melihat orang berantem aja udah membuat ku ilfil.
Untung aku mencintai pria ini, kalau tidak aku sudah meninggal kan nya sendiri. Membiarkan nya mengobati dirinya sendiri.
Tapi ini Keynal !
Mana mungkin aku berlaku begitu pada nya.

Aku mengacuh kan ucapannya, memilih membereskan bekas pengobatan ku. Dan juga P3K dan membawanya kembali ke dapur.
Tak lupa dengan peralatan tadi.

Setelah selesai aku berjalan kembali ke ruang depan. Dan Keynal masih menatap ku.

"Mau kemana ?" Tanya nya saat aku mengambil handbag ku.

"Pulang " jawab ku ketus padanya.
Saat aku hendak berbalik Keynal menahan lengan ku.

Dia meringis saat dirinya memaksa bangun dan berdiri sejajar dengan ku.
Aku sungguh tidak tega melihatnya seperti ini.

"Temani aku malam ini " ujarnya dengan nada lirih dan memohon.
Aku menatap nya lamat - lamat.

Apa yang harus aku lakukan dengan pria ini ?

Akhirnya aku menyerah dan mengabulkan permintaan nya.

"Kamu boleh tidur di kamar ku, dan aku bisa tidur di sofa, kalau kamu takut aku berbuat yang enggak - enggak " ujar nya pada ku. Aku diam, kembali duduk di sofa panjang.
Keynal memandangi ku sejenak, lalu ikut duduk di samping ku.

The Rain (Repost )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang