Bodoh
Bodoh
Bodoh
Umpatnya dalam hati. Keynal terus merutuki kebodohan nya tadi. Bagaimana bisa dia tidak mempercayai Veranda. Wanita yang sangat di cintai nya. Bahkan hanya wanita itu yang mempu mencairkan hati nya yang selama ini membeku.
Kembali Keynal meneguk minuman nya. Entah sudah berapa tegukkan yang dia minum selama dua puluh menit yang lalu dia duduk di bar itu.
Keynal terlihat sangat kacau. Matanya terlihat memerah sejenak. Tatapan nya begitu nyalang dan juga kadang sendu.
"Lagi !" Ucapnya dingin pada Nobi yang menjadi bartender malam ini. Nobi pun menurut dan menuangkan lagi minuman keras itu ke dalam gelas Keynal.
Dan langsung di teguk Keynal dalam satu tegukkan.Sret.
Kursi di samping kanan Keynal di tempati oleh seorang wanita berpakaian minim.
" beer nya " pesan wanita itu. Keynal memicing matanya ke samping kearah wanita itu. Lalu mendesis malas saat melihat penampilan wanita tersebut. Sadar di perhatikan, wanita itu menoleh pada Keynal. Lalu tersenyum ramah sekaligus menggoda.
"Farin " ucap wanita itu menyodorkan tangan nya ke arah Keynal. Ia memutar bola matanya dengan malas. Lalu dengan acuh dia berdiri dari duduk nya.
Berjalan dengan sedikit sempoyongan meninggalkan wanita bernafa Farin itu."Ck.. songong banget " umpatnya kesal sambil terus memandangi punggung tegap Keynal yang di baluti jaket kulit hitam pekat itu.
Nobi yang mendengat gerutuan Farin hanya tersenyum simpul.***
Cittttt....
Mobil sedan Hitam pekat kilat milik Keynal berhenti di depan kosan Veranda.
Matanya menatap ke arah gedung kosan yang terlihat dari luar pagar.Sungguh dia sangat menyesal mengatakan itu pada Ve. Dia sangat khawatir karena Ve sama sekali mengabaikannya. Dan akhirnya emosinya meledak saat melihat Ve bersama Farish.
Di lirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
Pukul 02.12. Kembali dia melirik ke gedung kosaan itu. Matanya tertuju pada salah satu kamar di lantai dua. Semua lampu kamar telah padam."Huft " ia menghela nafas berat nya. Lalu mengeluarkan ponsel nya. Menimang sebentar.
Sedangkan di dalam kamar yang di pandangi Keynal. Veranda duduk meringkut di atas ranjang. Isakkan kecil terdengar dari mulut Veranda. Jawaban Keynal sungguh menyakiti hatinya.
Drt drt drt
Getaran ponsel di samping nya. Membuat Ve sedikit menoleh. Layar ponsel yang terlihat berkedap kedip. Manampilkan sebuah chat masuk.
Veranda awalnya membiarkan nya. Berfikir kalau itu dari Shania, atau siapalah. Dia sedang tidak ingin di ganggu sekarang.Drt drt drt drt
Kembali getaran itu terdengar. Kali ini cukup lama. Pertanda ada panggilan masuk. Ve menoleh lagi, melirik pada ponsel yang terletak di atas kasur.
Nama Keynal terpampang di sana.Dengan perlahan dia mengangkat telfon nya. Menempelkan di telinga nya.
"......."
Hening..
Veranda membersit hidung nya sejenak. Mencoba menenangkan dirinya sendiri. Dia hanya mendengar deru nafas Keynal di seberang.
"Nal..."
"Maaf " ucapan Keynal menghentikan ucapan Ve. Veranda kembali terdiam. Menunggu kelanjutan ucapan Keynal.
" aku minta maaf Ve, aku tau aku menyakiti mu tadi "