"Kak Mel " panggil Nino pada Melody yang sedang berdiri di pagar pembatas yang ada di lantai dua. Dia sedang melihat kebawah tepatnya pada ruang keluarga di mana Keynal sedang duduk bersama Dahlia mamanya.
"Hm ?" Gumam nya malas tanpa mengalihkan matanya dari orang di bawah yang sedang mengobrol serius.
"Kakak gak papa kan ?"
Melody mengernyit akan pertanyaan adik nya itu. Dia menoleh heran pada Nino.
"Kamu kok nanya nya gitu ?" Tanya Melody hati -hati.
"Abis, dari tadi aku perhatiin kakak ngeliatin kak Keynal kayak sedih gitu "
"Cuma perasaan kamu doang kali, kakak biasa aja " jawab Melody dengan acuh. Dia mencoba menguasai dirinya sendiri sekarang.
Lalu kembali dia mengamati ibu dan anak yang sudah terlalu lama menahan rindu itu.
"Oya, kata mama kak Keynal bentar lagi bakal nikah sama pacar nya "
Ucapan itu langsung membuat Melody menoleh pada adik nya. Dan Nino semakin yakin dengan tebakkan nya.
"Kak mel kenapa ? Kok syok gitu ? " ujarnya tertawa meledek. Melody menghela nafas berat nya lagi.
"Kakak suka ya sama kak Key ?"
"Jangan ngaco !"
"Walau pun kita beda ibu, tapi kita punya darah yang sama kan ? Aku tau kapan kakak bohong, dan kapan kakak ngomong jujur " ujar Nino dengan nada dan tatapan serius pada Melody.
"Aku tau dari cara kakak yang terus mencuri lirik pada kak Key " lanjutnya. Setelah berkata seperti itu Nino langsung masuk kedalam kamarnya. Meninggalkan Melody dengan tatapan sendu dan nanarnya ke arah Keyna yang sedang menatap Dahlia dengan mata memerah.
***
Di ruang tamu Keynal duduk si sofa panjangn dengan tampang datarnya. Di samping nya duduk Dahlia dengan pandangan rindu pada anak nya itu.
"Maafin mama ya Key " ucap Dahlia dengan nada bersalah.
"Untuk ?" Tanya Keynal dengan nada datar bahkan tanpa menoleh.
"Untuk semuanya "
Keynal tersenyum kecut, lalu menoleh dengan tatapan yang sulit di arti kan.
"Untuk apa kembali ? Hm ?"
"Maaf "
Keynal terdiam sejenak, membiarkan keheninga menyelimuti ke duanya.
"Aku pamit " ucapnya berdiri dari duduk nya.
"Makasih untuk yang kemarin " lanjutnya lagi. Lalu dia melangkah pergi meninggalkan Dahlia dengan air mata yang lansung menetes.Di acuhkan dan di abaikan oleh anak sendiri itu pasti sangat menyakitkan. Tapi dia sadar, kalau semua itu salah nya. Dia yang sudah lebih dulu menorehkan luka padanya. Dan sekarang apa yang bisa di harap kan nya ?
Setelah bertahun - tahun meninggalkan Keynal sendiri.
Dia hanya bisa menyesali semuanya sendiri.Keynal sendiri berjalan dengan rahan mengeras. Menekan seluruh emosinya agar tidak berteriak atau memaki mamanya sendiri. Makanya dia memilih untuk pergi.
Tepat saat dia masuk ke dalam mobil. Ponselnya berdering. Dengan menarik nafas dan membuang nya kasar. Keynal mengeluarkan ponselnya sambil melajukan mobil meninggalkan pekarangan rumah mewah milik mamanya itu.
"Hm ?" Gumamnya menyapa orang di sebrang.
"Kak.. kakak di mana ?"
Terdengar suara Aaron yang panik di seberang sana. Membuat Keynal mengernyit heran.