Typo bertebaran dimana - mana !!!!
******************************
"Kang, gak papa kan ?" Tanya mang Kirno mengulang pertanyaan nya. Membuat ke dua laki - laki itu mengalihkan perhatianya."Gak, awrgg.. " jawab nya lalu sedikit meringis saat dia hendak menggerakan kaki nya.
"Kang, kayak nya terkilir kaki nya " ujar mang Kirno sambil membantu Keynal berdiri. Sedangkan Aaron tampak meneliti penampilan Keynal dari atas hingga bawah. Ia juga melihat ransel besar yang biasa di pakai jika hendak naik gunung bertengger di punggung Keynal. Lalu mengernyit saat melihat luka yang terperban melingkar di kening Keynal.
"Den, ini gimana ?" Tanya mang Kirno saat melihat Keynal yang juga tampak tidak sehat.
"Emm.. kak, kakak..."
"Keynal " ucap Keynal dingin dan datar pada Aaron.
"Gue gak papa, kalian... arghh.. " sesaat dia mengerang merasa kepalanya kembali pusing dan sakit.
Dengan kesusahan dia melangkah ke motor nya."Kang... "
Brukk!
"Astagfirullah.. kang, "
"Kak " seru keduanya saat tubuh Keynal ambruk dan pingsan.
"Mang, cepet bawa kerumah aja, nanti biar aku nyuruh Om Rio ngobatin " serunya sambil membantu mang Kirno memapah Keynal ke dalam mobil.
"Mang, biar aku yang bawa motor nya " lanjut Aaron sedikit panik. Mang Kirno mengangguk, lalu Aaron menuju motor Keynal. Dan membawa nya pergi di ikuti oleh mang Kirno yang mengemudi mobil sayurnya.Tin tin..
Aaron membunyikan klakson dua kali sambil dia masuk kedalam pekarangan rumah nya. Lalu dia turun dari motor nya dan membantu mang Kirno untuk memapah Keynal yang pingsan.
"Lho, Aaron ini siapa ? Dan kenapa ?" Tanya sang mama saat Aaron dan Mang Kirno membawa Keynal masuk kedalam rumah.
"Nanti aku ceritain, mama tolong telfon Om Rio sekarang " ujar Aaron,
"Mang, ke kamar aku aja " lanjutnya pada mang Kirno yang juga langsung melangkah menuju kamarnya.***
Di tempat lain, di sebuah halaman rumah mewah. Tepat nya di sebuah ayunan. Terlihat Deva yang masih menggunakan stelan kerja nya lengkap. Hanya dasi yang sedikit ia kendurkan.
Duduk di ayunan tampak melamun. Tatapan nya kosong menatap satu sisi ayunan di depan nya yang kosong.
Entah apa yang dia fikirkan sekarang.Sedangkan di dekat kolam ikan tampak seorang wanita cantik dengan tinggi nya yang mungil. Kulit putih halus dan bersih. Dia tampak sepertu sedang memberi makan ikan mas nya.
Terlihat jelas kalau wanita itu tampak senang dan ceria.
Sampai dia menoleh ke arah Deva yang duduk di dalam ayunan. Dia mengernyitkan dahi nya dengan heran melihat Deva yang tidak seperti biasanya.Ia pun memutuskan untuk mendekat ke arah Deva. Menaiki ayunan dan duduk di samping Deva. Tampak Pria itu belum menyadari ke hadiranya.
"Deva " panggilnya dengan suara pelan. Deva masih terlihat sama. Membuat gadis itu semakin heran dan bingung.
"Deva " ulangnya kali ini dengan sentuhan di bahu Deva. Membuat Deva sedikit kaget dan langsung beralih pada nya.